ARTIKEL ZOOLOGI INVERTEBRATA
1. PROTOZOA
Lalat Tsetse dan Penyakit Tidur
Tidur
merupakan aktivitas alamiah setiap individu. Hampir sepertiga hidup kita, kita
habiskan untuk tidur. Dahulu, tidur dianggap sebagai waktu tubuh untuk
beristirahat setelah lelah bekerja, sekolah, dan setelah beraktivitas lainnya.
Namun
tidak sedikit orang juga beranggapan bahwa tidur adalah sebagai cara istirahat
yang paling baik karena Selama kita tidur, tubuh mengganti sel-sel yang rusak
dengan yang baru dan limbah serta uap kotor yang terjadi pun dibuang. Lama
tidur yang disarankan adalah 6-8 jam perhari. Namun tanpa kita ketahui,ternyata
tidur itu bisa menjadi suatu penyakit yang mematikan.
Menurut
penelitian, ternyata di Afrika terdapat suatu penyakit yang dinamakan penyakit
tidur atau nama lainnya adalah African trypanosomiasis. Penyakit
yang disebabkan oleh protozoa genus Trypanosoma dan ditularkan oleh lalat
tsetse. Setelah terkena gigitan lalat tsetse tersebut,kulit akan menjadi merah
dan berbekas dan sangat menyakitkan pada kulit dan jika tidak langsung di obati
maka akan sangat berbahaya sekali dan mematikan.
Lalat
ini dapat menularkan parasit yang menginfeksi sistem syaraf pusat manusia.
Awalnya infeksi tersebut menyebabkan demam, sakit kepala, gatal-gatal pada
kulit dan lemas. Kemudian parasit itu masuk ke otak dan menyebabkan
masalah-masalah yang lebih serius. Orang yang terkena gigitan lalat tersebut
akan merasa kejang-kejang dan sulit berpikir, serta tidur dalam waktu yang
lebih lama. Jika penyakit tersebut tidak diobati, biasanya korban tidak pernah
bangun dari tidurnya, dan dapat meninggal dunia.
Menurut
data dari badan kesehatan dunia atau WHO memperkirakan bahwa antara 50.000 dan
70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african
trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse.
Gejala
awal yang dirasakan dari penyakit tersebut adalah demam, sakit kepala, dan
sakit di sendi, pembengkakan kelenjar limfa, anemia dan penyakit ginjal.
Penderita kemudian mengalami perubahan siklus tidur di mana mereka merasa
ngantuk di siang hari dan tidak dapat tidur di malam hari. Bila tidak dirawat,
penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf, koma, dan kematian.
Selain gigitan lalat tsetse, penyakit ini dapat ditularkan lewat transfusi
darah atau dari ibu ke anak.
Ilmuan
di Belgia telah menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit tidur
(Trypanosomiasis) yang disebabkan oleh lalat tsetse tersebut, lebih lanjut
mereka menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut Sodalis Glossinidius
yang hidup pada lalat tsetse yang dapat menjadi cara menyembuhkan penyakit
tersebut. Gen bakteri akan diubah untuk mendapatkan antibodi yang dapat melawan
parasit yang menyebar di tubuh manusia. Dr David Horn dari London School of
Hygiene and Tropical Medicine berkata, "Ini adalah konsep yang
menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat
anti-trypanosomal."
Sebelumnya,
menurut penelitian upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan pasien yang terkena
penyakit tidur adalah dengan mengikuti terapi. Selain itu penggunaan Arsenik
juga menjadi cara untuk menyembuhkan penyakit tidur tersebut, namun cara
tersebut sangatlah beresiko karena Sekitar 5%-20% pasien meninggal karena
komplikasi dari obat yang digunakan.
PENYAKIT MALARIA DAN CARA MENCEGAHNYA
Ciri-ciri Plasmodium
Dengan hasil penelitian dari Alphonse Laverans seorang sarjana Perancis, maka perkiraan yang mengenai malaria lambat laun mulai sirna. Pada mulanya orang mengira penyakit malaria itu dikarenakan oleh keadaan udara buruk dan malaria itupun diambil dari pengerian tersebut yaitu dari kata Mala dan Aria. Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai ciri-ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak dengan perantaraan spora-spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu :
- hidup sebagai
parasit
- tidak mempunyai
alat untuk bergerak.
- Pembiakan dengan
pembentukan spora.
- Tidak ada Vakuola
kontraktil
Bila dilihat dari
ordonya, maka plasmodium ini termasuk kedalam Haemosporodia yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
- mempunyai spora
yang hidup didalam darah
- jaringan parenkim
pada burung dan mamalia.
- Tidak membuat
spora yang resisten.
Menurut Norman D. Levine ( 1990 : 83
), anggota plasmodium ini serupa dengan coccidia klasik, tetapi perbedaannya
mereka memasuki eritrosit, bukan memasuki sel usus. Mereka menghasilkan
sejumlah mikrogamet yang tidak banyak (biasanya dengan flagella tunggal bukan
sejumlsh besar mikrogamet dengan 2/3 flagella. Merozoit mempunyai seluruh
organel dari kelompok apikal, kecuali homoid, tetapi 24-26 mikrotubulus sub
pelikuler dan 2 roptri, generasi merozoit terdapat dalam jumlah yang terhitung
besarnya.
Plamodium berparasit bukanlah pada
organ-organ tubuh, seperti tangan, kaki, telinga dan organ lainnya, tetapi
plasmodium ini berparasit pada darah manusia ( eritrosit ), plasmodium ini
mempunyai ukuran tubuh yang lebih kurang 5ų (mikron), reproduksi yang
dilakukannya bisa terjadi secara generatif dan juga bisa dilakukan secara
vegetatif. Secara vegetatif / aseksual plasmodium berkembangbiak dengan
sporulasi dan terjadi pada insekta.
Perkembangan fase sporogoni hampir selalu
terjadi pada tubuh nyamuk, tetapi pada beberapa kadal, ditularkan oleh lalat
pasir. Genus Plasmodium dapat dikelompokkan menjadi 11 sub genus dan beberapa
sub spesies terdapat dalam kelompok-kelompok ini, lebih dari 100 spesies
plasmodium hidup sebagai parasit pada vertebrata, terutama mamalia dan aves (
burung).
( Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble, 1989 : 198 )
( Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble, 1989 : 198 )
Plasmodium ini bukan hanya menyerang hewan pada daerah tertentu saja seperti hanya didaerah sedang saja, di daerah panas saja, ataupun didaerah dingin saja, tetapi plasmodium ini menyerang orang di semua daerah baik daerah panas, daerah sedang maupun daerah dingin. Dari hasil penelitian Plasmodium sp yang menyerang orang-orang didaerah subtropis dan derah sedang atau daerah dingin ternyata bersifat fatal daripada jika menyerang orang-orang dari daerah tropik.
Keparasitan Plasmodium bukan hanya pada
sebagian dari hidupnya, seperti hanya pada waktu mudanya saja, atau pada waktu
dewasanya saja yang parasit tetapi plasmodium ini berparasit pada inang selama
hidupnya sebagai parasit.
Bila kita mengadakan pemeriksaan terhadap
plasmodium ini yaitu dengan cara mengambil darah orang yang terkena penyakit
malaria, maka terlihat plasmodium ini berbentuk cincin didalam eritrosit ( sel
darah merah ) dan dipinggir cincin terlihat inti. Bentuk cincin adalah bentuk
malaria muda, tetapi kalau sudah dewasa bentuknya berubah menjadi bundar dengan
inti terdapat didalamnya. Kalau lebih tua lagi akan menjadi bentuk membagi
diri, jika telah cukup umurnya akan pecah menjadi beberapa bagian peristiwa ini
dinamakan dengan sporulasi. Dengan pecahnya bentuk membagi diri, eritrosit
turut pecah dan akan tersebar racun-racun kuman dalam peredaran darah.
Sesudah terjadi sporulasi,
bagian-bagian kecil ini dinamakan merozoit yang masuk kedalam eritrosit baru,
didalam eritrosit baru merozoit berbentuk cincin lagi, proses seperti ini
dinamakan siklus berjenis. Bentuk dewasa dari plasmodium, ada yang berubah
manjadi :
- Mikrogamet, jenis
jantan dengan inti besar tetapi badan kecil.
- Makrogamet, yaitu
jenis betina, bentuk hampir semua bundar akan tetapi sedikit lebih besar
atau intinya besar (Syamsunir Adam, 1992 : 67-68)
Plasmodium dapat
digolongkan kedalam endoparasit dimana terdapat dalam sel darah merah dalam
saluran darah tetapi stadium-stadium tertentu hidup diluar saluran darah yang
tersebut dengan stadium ekstraeritrositer, tetapi masih dalam sel-sel jaringan
tubuh. Kita mungkin mengira hanya kita yang dirugian oleh plasmodium ini, yaitu
dengan perantaraan nyamuk sehingga menyebabkan penyakit malaria, tetapi
ternyata nyamuk pun bisa ikut terkena serangan dari plasmodium ini, Seperti
yang dikemukakan oleh Mukayat D. Brotowidjoyo (1987), bentuk aseksual terdapat
sebagai parasit dalam eritrosit manusia dan burung, bentuk seksual terdapat
dalam tubuh nyamuk Anopheles sp, bentuk seksual itupun hidup sebagai parasit,
dan nyamuk dapat mati karena serangan dari plasmodium.
Plasmodium juga
disebut parasit stasioner primer, disebut begitu karena plasmodium selama
hidupnya selalu berada dalam tubuh inang. Pada waktu sporulasi suhu badan
penderita malaria meninggi dan menderita malaria bisa terjadi kekurangan darah,
hal ini disebabkan oleh karena plasmodium menyerang dan merusak butir-butir
darah merah, karena
Itulah maka
penderita penyakit malaria kekurangan darah.
Antara
spesies-spesies plasmodium tersebut ada perbedaan morfologi dan interval waktu
yang dipergunakan didalam siklus schizogoni yang berlangsung. Plasmodium tidak
hanya terbatas pada jenis diatas, karena masih banyak jenis plasmodium yang
lain tetapi hanya menyerang hewan lain saelain manusia, seperti : plasmodium
brasilianum, yang terdapat pada kera, plasmodium knowlesei, plasmodium
gallinarium dan masih banyak lagi.
Nyamuk Anopheles
adalah salah satu dari 3 jenis nyamuk yang ada, dua diantaranya yaitu nyamuk
jenis culex dan aedes.
Menurut Maskoeri
Jasin ( 1992 : 230 )ciri-ciri umum nyamuk yaitu:
- mempunyai tubuh
yang langsing.
- proboscis panjang,
pada hewan betina menusuk
- sayap mempunyai
rumbai sisik.
- larva mempunyai
kepala besar.
- abdomen panjang
- bernapas dengan
siphon dan hidup pada berbagai air.
- hewan betina
dewasa mengisap darah aves (burung), mamalia termasuk juga manusia.
- jumlah sangat
besar dan menyebarkan beberapa jenis penyakit.
Dari keterangan
diatas dapat kita ketahui bahwa nyamuk yang menghisap darah manusia adalah
nyamuk dengan jenis betina, karena yang jantan pada umumnya hanya menghisap
cairan-cairan yang terdapat pada tubuhan saja, dari keterangan diatas juga
telah disebutkan bahwa nyamuk ini mempunyai jumlah yang sangat besar sehingga
menyebabkan penyakit yang juga luas dampaknya.
Dari penjelasan sebelumnya telah diketahui bahwa jenis nyamuk Anopheles mempunyai jumlah yang tergolong besar. Keadaan ini ditambah lagi dengan kemampuan Anopheles pergi sampai sejauh 1 mil dari tempat semula, dengan begitu jenis nyamuk ini menyebarkan penyakit malaria ke orang lain dengan jumlah yang tidak sedikit. Seperti yang dikemukakan oleh Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble ( 1989 : 198 ) diantara penyakit pada manusia, malaria merupakan salah satu penyakit yang tersebar luas, paling dikenal dan paling banyak menimbulkan kematian.
Siklus hidup dari penyakit malaria ini adalah
sebagai berikut : nyamuk anopheles betina yang mengandung bibit penyakit,
menyerang manusia yang sehat, segera sporozoit memasuki sel-sel parenkim limpa,
bentuk seperti amoeba yang disebut dengan trophozoit memasuki sel-sel darah dan
mengadakan pembelahan, tiap trophozoit berubah menjadi schizon, mengadakan
pembelahan berubah menjadi 6 – 36 anak yang disebut dengan merozoit.
Pembelahan thropozoit menjadi merozoit
terjadi didalam eritrosit ( sel darah merah). Pada sel darah merah yang
mengandung merozoit pecah hingga merozoit menyebar dalam plasma darah setelah
lebih kurang 10 hari jumlah parasit cukup banyak, malah pada saat merozoit
lepas dari sebuah sel eritrosit yang sudah pecah akan menimbulkan demam pada
penderita (hospes), hal ini dikarenakan tersebarnya toksin yang disebarkan oleh
Plasmodium malariae. Terjadinya tergantung pada jenis plasmodiumnya. Seperti
Plasmodium vivax, yang menyebabkan penyakit malaria tertiana, dengan demam 48
jam sekali, Plasmodium malariae dengan demam 72 jam sekali. Dan Plasmodium
falciparum yang menyebabkan malaria tropika dengan demam satu kali sehari (
tidak menentu ).
Setelah schizogony beberapa merozoit menjadi
gametocyt, tetapi gamet tersebut tidak akan mengalami perubahan selama dalam
tubuh manusia, akan tetapi bila gamet tersebut terhisap oleh nyamuk Anopheles
dan masuk kedalam perut, gametocyt akan berubah sebagian menjadi microgamet, 2
gametocyt yang berbeda jenis akan mengadakan peleburan menjadi zigot,
selanjutnya didalam tubuh menjadi ookinet yang menembus dinding pencernaan,
masuk dalam rongga tubuh, dalam pertumbuhan selanjutnya ookinet menjadi oocyst,
biasanya seekor nyamuk betina mengandung 50 – 500 oocyst. Dalam 6 – 7 hari
oocyst membelah diri, sporogony menjadi seribu sporozoit dan selanjutnya dalam
kelenjar ludah menunggu pemindahan masuk ketubuh manusia lain. ( Maskoeri
Jasin, 1992 : 75 ).
Berbagai tindakan yang dapat dilakukan agar terhindar dari bahaya penyakit malaria, yaitu :
Berbagai tindakan yang dapat dilakukan agar terhindar dari bahaya penyakit malaria, yaitu :
- pada larva : yaitu
dengan cara menyingkirkan / memodifikasi habitat-habitat larva, juga
melakukan pemberantasan habitat larva dengan insektisida.
- Pada dewasa :
pencegahan dapat dilakukan dengan cara menggunakan pakaian pelindung,
penggunaan kelambu, penggunaan lotion penolak nyamuk serta penggunaan
insektisida.
Mengenal Penyakit Disentri dan
Pengobatannya
Banyak penyakit
yang dapat mengganggu pencernaan saat ini, hal ini disebabkan karena makanan
yang tidak steril ataupun minuman terkontaminasi. Salah satunya adalah penyakit
disentri yang ditandai dengan terjadinya peradangan usus besar, diawali
gejala sakit perut dan buang air besar encer secara terus menerus (diare) serta
bercampur lendir dan darah.
Penyakit disentri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler. Penyebab paling umum yaitu adanya infeksi parasit Entamoeba
histolytica dan bakteri golongan Shigella. Ditularkan melalui
makanan dan minuman yang telah dihinggapi oleh lalat. Selain diare juga dapat
menyebabkan perut mules, kembung, suhu tubuh tinggi dan lainnya.
Penderita penyakit disentri biasanya
lebih cepat menyarang anak-anak, sehingga para orangtua harus waspada dan
memberikan perawatanserius untuk menghindari dehidrasi parah, dan mengakibatkan
syok serta koma yang dapat mengancam nyawa. Sehingga harus ditangani dengan
medis agar bakteri penyebab disentri tidak berkembang biak di dalam usus.
Untuk pencegahan penyakit disentri penderita
dapat diberikan cairat oralit sebagai pengganti cairan yang hilang akibat diare
dan muntah-muntah. Selain itu beberapa tumbuhan obat seperti daun jambu biji,
teh, kunyit, kulit delima dan lainnya juga dapat digunakan untuk mengatasi
disentri dan diare yang memiliki efek adstringent (pengelat), antiradang
dan anti bakteri.
Penyakit disentri dapat dicegah, dengan membiasakan hidup sehat dan bersih seperti
menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kotoran serangga yang membawa kuman
penyakit ke setiap makanan serta minuman. Selain itu selalu mencuci tangan
setelah buang air besar, memegang hewan dan sebelum makan dapat dilakukan untuk
mencegah datangnya semua penyakit.
Waspada TOXOPLASMOSIS pada Ibu HAMIL
Toxoplasmosis
terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu hamil. Toxo
sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella, Cytomegalovirus
dan Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Tetapi, toxo bukanlah penyakit yang
disebabkan oleh virus seperti ketiga temannya diatas. Toxoplasma atau
Toxoplasma gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut
protozoa (jadi bukanlah virus). Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan
dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Banyak orang beranggapan
bahwa penyebab utama penyakit toxoplasmosis adalah kucing. Sehingga banyak
disarankan bagi ibu hamil atau wanita yang ingin hamil untuk menghindari
kucing. Padahal rumor tersebut tidak sepenuhnya benar.
Hampir semua
hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang sering berada
disekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung, babi,
dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang,
harimau, anjing hutan, dan lain-lainl, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Penelitian
Toxoplasmosis di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Hartono pada tahun 1972
dan baru dilaporkan tahun 1988. Peneliti tersebut berhasil mengisolasi kista
Toxoplasma pada kambing dan domba yang dipotong di rumah potong hewan Surabaya
dan Malang. Penelitian lapangan yang dilakukan di berbagai daerah menunjukkan
prevalensi penyakit ini bervariasi dan cenderung tinggi. Angka prevalensi
penyakit pada kambing berkisar 24-61%, kucing 10-40%, babi 28%, domba 43%, sapi
36%, kerbau 27%, ayam 20%, itik 6%, anjing 10%, dan manusia 14-82%. Penyakit
ini dapat menyebabkan gejala keguguran pada wanita hamil.
Cara penularan toxoplasma adalah sebagai berikut, hewan yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Manusia atau hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma. Kista atau ookista ini bersifat seperti telur. Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang di dalam tubuh hewan atau manusia. Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila hewan atau manusia tersebut memakan daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista toxoplasma. Kista toxoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu (bisa sampai 18 bulan). Dari tanah ini toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang kontak dengan kista tersebut. Sayangnya, gejala infeksi toxoplasma tidak terlihat (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar leher, ketiak dll.
Cara penularan toxoplasma adalah sebagai berikut, hewan yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Manusia atau hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma. Kista atau ookista ini bersifat seperti telur. Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang di dalam tubuh hewan atau manusia. Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila hewan atau manusia tersebut memakan daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista toxoplasma. Kista toxoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu (bisa sampai 18 bulan). Dari tanah ini toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang kontak dengan kista tersebut. Sayangnya, gejala infeksi toxoplasma tidak terlihat (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar leher, ketiak dll.
Beberapa akibat
toxoplasma pada manusia adalah pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat
menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus menerus
dapat menyebabkan kemandulan. Toxoplasma dapat menginfeksi dan menyebabkan
peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria
tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan
untuk membuahi sel telur.
Seperti pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma. Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hydrocephalus).
Seperti pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma. Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hydrocephalus).
Untuk itu, ibu
hamil perlu memperhatikan hal-hal berikut agar terhindar dari toxoplasmosis :
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah melakukan kontak atau menyentuh hewan berdarah panas.
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah melakukan kontak atau menyentuh hewan berdarah panas.
1.
Menghindari makan daging
setengah matang. Biasanya daging pada sate belum matang sempurna, jadi lebih
baik menghindari daging yang disate.
2.
Menghindari makan sayuran
mentah, karena dikhawatirkan masih banyak ookista yang menempel (bisa terbawa
angin air hujan). Mencuci bersih sayuran mentah tidak menjamin hilangnya
ookista yang mungkin menempel dilipatan-lipatan sayuran.
3.
Menjalani tes laboratorium pada
trimester pertama kehamilan akan sangat bermanfaat untuk deteksi dini
toxoplasmosis.
LEISHMANIASIS VISCERAL ( PENYAKIT KALA-AZAR)
Siklus Hidup Leishmania donovani
Leishmania
donovani adalah salah satu dari ketiga
spesies penting terutama bagi kesehatan manusia dari genus Leishmania. Leishmania
donovani merupakan protozoa penyebab leishmaniasis
visceral (kala-azar). Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa Leishmania
donovani dan ditularkan ke manusia oleh lalat pengisap darah,
Phlebotomus argentipes sebagai hospes perantara di dalam siklus
hidupnya. Pada waktu lalat Phlebotomus menghisap darah penderita leishmaniasis,stadium
amastigot terisap dan di lambung Phlebotomus, stadium amastigot
ini berubah menjadi stadium promastigot yang kemudian bermigrasi ke proboscis.
Infeksi terjadi dengan tusukan lalat Phlebotomus yang
memasukkan stadium promastigot melalui probosisnya ke dalam badan
manusia. Stadium promastigot, berkembang biak dengan cepat secara belah
pasang longitudinal dan menjadi banyak dalam waktu 3–5 hari.
Kemudian
stadium promastigot bermigrasi melalui esofagus dan faring ke saluran
hipofaring yang terdapat dalam probosis lalat. Stadium
promastigot ini adalah stadium infektif dan dapat ditularkan kepada
manusia bila lalat tersebut menghisap darahnya.
Apabila lalat
tersebut menggigit manusia dan menghisap darahnya, stadium
promastigot masuk ke dalam sel makrofag dan berubah menjadi
stadium amastigot, selanjutnya stadium amastigot ini berkembang
biak lagi secara belah pasang longitudinal dan seterusnya hidup di dalam sel
(intraseluler). Transmisi dapat terjadi secara kontak langsung melalui luka gigitan
lalat. Parasit pada tubuh manusia hidup secara intraselular di darah, yaitu
dalam sel retikulo-endotel (RE) sebagai stadium
amastigot yang disebut dengan Leishmania donovan. Parasit ini
berkembangbiak secara belah pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Sel RE
dapat terisi penuh oleh parasit, dan mengakibatkan sel tersebut
pecah. Stadium amastigot sementara berada dalam peredaran darah tepi,
kemudian masuk atau mencari sel RE yang lain, selanjutnya stadium ini dapat
ditemukan dalam sel RE hati, limpa, sumsum tulang dan kelenjar limpe viseral.
Gejala leishmaniasis
Gejala
leishmaniasis kulit yang luka yang meletus minggu untuk bulan setelah orang
yang terkena digigit oleh lalat pasir. Konsekuensi lainnya, yang bisa menjadi
nyata di mana saja dari beberapa bulan sampai tahun setelah infeksi, termasuk
demam, kerusakan pada limpa dan hati, dan anemia. Di bidang medis,
leishmaniasis merupakan salah satu penyebab terkenal dari limpa membesar nyata,
yang mungkin menjadi lebih besar bahkan dari hati. Ada empat bentuk utama
leishmaniasis:
- Visceral
leishmaniasis – bentuk yang paling serius dan berpotensi fatal jika tidak
diobati.
- Cutaneous
leishmaniasis – bentuk paling umum yang menyebabkan sakit di lokasi
gigitan, yang menyembuhkan dalam beberapa bulan sampai satu tahun,
meninggalkan bekas luka tampak tidak menyenangkan. Formulir ini dapat
berkembang menjadi salah satu dari tiga bentuk lain.
- Diffuse
leishmaniasis kulit – formulir ini menghasilkan lesi kulit yang menyerupai
kusta luas dan sangat sulit untuk mengobati.
- Leishmaniasis
mukokutan – dimulai dengan borok kulit yang menyebar menyebabkan kerusakan
jaringan untuk (terutama) hidung dan mulut
Patologi Penyakit Kala Azar
Leishmania
donovani menyerang sel retikulo-endotel (RE),
karena banyak RE yang rusak maka tubuh berusaha membentuk sel-sel
baru sehingga terjadi hiperplasi dan hipertrofi sel RE. Akibatnya terjadi
pembesaran limpa (splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali), pembesaran
kelenjar limfe (limfadenopati) dan anemia karena pembentukan sel darah yang terdesak.
Kelenjar limfe
di usus dapat diserang parasit ini, pada infeksi berat di usus dapat
terjadi diare dan disentri. Anemia dan leukopenia terjadi sebagai akibat
diserangnya sumsum tulang. Kemudian timbul anoreksia (tidak nafsu makan) dan
terjadi kakeksia (kurus kering), sehingga penderita menjadi lemah
sekali. Daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah terjadi infeksi
sekunder. Sesudah gejala kala azar surut dapat timbul Leismanoid
dermal, yaitu kelainan pada kulit yang disebut juga leismaniasis pasca
kala azar.
Sebagai
tambahan, epidemi penyakit ini sangat luas, yaitu berbagai negara di Asia
(India), Afrika, Eropa (sekitar Laut Tengah). Amerika Tengah dan Selatan. Di
Indonesia penyakit ini belum pernah ditemukan.
Pengobatan
v Miltefosine,
dengan nama kimia heksadesilfosfokolin
v Pentavalent
antimonial : Bisa berupa sodium stiboglukonat dan miglumin antimonat.
v Pentamidin
untuk pengobatan lanjutan untuk leishmaniasis pada kulit.
v Amfoterisin B
bermanfaat untuk penyakit leishmaniasis selaput lendir.
Pencegahan
v Lakukan
pemeriksaan dini terhadap penderitan untuk mencegah terjadinya penularan
v Gunakan
insektisida untuk memberantas vektornya.
v
Bersihkan timbunan sampah.
v Adanya
pembersihan hutan secara berkala.
v
Menghindari kontak langsung dengan tikus agouti yang diduga sebagai inang
(reservoir).
Penularan
v Melalui
gigitan tikus agouti
v Gigitan lalat
pasir
v Penularan
melalui transfusi darah, tetapi sangat jarang. Transmisi vertikal leishmaniasis
adalah pada kasus wanita hamil dengan kala-azar. Amfoterisin B sangat
dianjurkan sebagai obat pilihan pertama karena lebih sedikit efek sampingnya
pada ibu-janin.
KESIMPULAN
Lesimaniasis
merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa dan lalat pasir sebagai
vektornya. Vektor lalat pasir betina (sand fly), serangga penghisap darah yang
hidup di daerah tropis dan subtropis. Leismania ini dapat menginfeksi kulit, (
mukokutan dan kutan ).
- Masa
inkubasi : Paling cepat selama 1 minggu bahkan sampai berbulan-bulan.
- Reservoir
: Manusia, hewan pengerat, marsupial, dan karnivora.
- Daerah
penyebaran : Amerika Serikat, Brazilia, Eropa Selatan, Afrika, dan Amerika
Tengah.
- Macam-macam
Leishmaniasis oleh L.Donovani Visceral Leishmaniasis: penderita
dengan bagian jantung yang membesar dan limfa yang kecil
- Lalat
pasir menggigit kulit manusia dan meng infeksikan fase promastigot pada
protozoa ke dalam inang.
- Makrofag
akan memfagositosit promastigot.
- Di
dalam makrofag promastogot akan berkembang menjadi amastigot.
- Kemudian
amastigot memperbanyak diri di dalam sel hingga makrofag pecah dan terjadi
penyebaran pada makrofag lain.
- (fase
pada lalat pasir) lalat pasir menggigit manusia yang terinfeksi, tahap
amastigot pada manusia.
- Berkembang
biak dan bertambah banyak di dalam usus lalat pasir.
- Amastigot,
kemudian akan berkembang pad tahap selanjutnya yaitu tahap promastigot di
dalam usus.
- Dari usus akan masuk menuju kelenjar ludah lalat pasir.
PENYAKIT SURRA
Trypanosomiasis(Surra)
Etilogik : Trypanosomamevansi
Lokasi : darah,limpa,dancairanserebrospinal
Penularan : mekanik murni oleh vektor, puncaknya pada siang hari, congenital lewat induk atau plasma, mukosa kelamin, mukosa usus, dan luka terbuka. Di tubuh lalat hidup bertahan selama kurang lebih 6-12 jam.
Vektor
utama adalah lalat dan nyamuk (Stomoxys calcitrans, Lyperosia, Glossina dan
Tabanus). Trypanosoma evansi diketahui hanya berbentuk tunggal
(monomorfik) berbeda dengan spesies lain yang berbentuk ganda (pleomorfik).
Dalam keadaan tertentu, protozoa ini tidak dapat tertangkap saat dilakukan
pemeriksaan karena dapat bersembunyi di dalam kelenjar limfe. Penyakit
Tripanosomiasis ditularkan secara mekanik melalui gigitan vektor setelah ia
menghisap darah penderita, baik hewan ternak maupun anjing. Setelah memasuki
peredaran darah, trypanosoma segera memperbanyak diri secara biner. Dalam waktu
pendek penderita mengalami parasitemia dan suhu tubuh biasanya mengalami
kenaikan. Sel darah penderita yang tersensitisasi oleh parasit segera dikenali
oleh makrofag dan dimakan oleh sel darah putih tersebut. Bila sel darah merah
yang dimakan makrofag cukup banyak anjing penderita segera mengalami anemia
normositik dan normokromik. Sebagai akibat anemia, penderita tampak lesu, malas
bergerak, bulu kusam, nafsu makan menurun dan mungkin juga terjadi oedem di
bawah kulit maupun serosa (Subronto, 2006).
Jenis
Trypanosoma yang dalam siklus hidupnya hanya terdapat satu stadium, contoh T.
Equiperdum dan T. Evansi, disebut monomorf, dan perlipatgandaannya
berlangsung dengan pembelahan biner. Trypanosoma yang dalam hidupnya terdapat 2
atau lebih stadium, disebut polimorf, contoh: T. Gambiense, T. Rhodesiense,
T. Brucei, dan sebagainya.
Dalam tubuh vertebrata, stadium terakhirnya adalah Trypanosoma. Jika bersama darah stadium tadi ditelan oleh serangga, dalam saluran pencernaan parasit itu mengalami perubahanbentuk melalui satu atau lebih stadium, yaitu stadium Leishmania, Leptomonas, atau chritidia. Tiga macam stadium itu tidak infektif bagi vertbrata. Stadium yang infektif adalah tripanosoma metasiklik. Parasit bentuk infektif ini dikeluarkan bersama tinja serangga, dan penularan terjadi bila tinja yang mengandung tripanosoma metasiklik itu kontak langsung dengan kulit vertebrata inang. Masuknya parasit bentuk infektif ke dalam tubuh inang dipermudah oleh luka karena gigitan serangga atau karena luka goresan atau garukan (Mukayat, 1987).
Dalam tubuh vertebrata, stadium terakhirnya adalah Trypanosoma. Jika bersama darah stadium tadi ditelan oleh serangga, dalam saluran pencernaan parasit itu mengalami perubahanbentuk melalui satu atau lebih stadium, yaitu stadium Leishmania, Leptomonas, atau chritidia. Tiga macam stadium itu tidak infektif bagi vertbrata. Stadium yang infektif adalah tripanosoma metasiklik. Parasit bentuk infektif ini dikeluarkan bersama tinja serangga, dan penularan terjadi bila tinja yang mengandung tripanosoma metasiklik itu kontak langsung dengan kulit vertebrata inang. Masuknya parasit bentuk infektif ke dalam tubuh inang dipermudah oleh luka karena gigitan serangga atau karena luka goresan atau garukan (Mukayat, 1987).
Gejala
Klinis
- Suhu
badan naik, demam bersalng-seling, anemi, muka pucat
- Nafsu
makan berkurang, sapi menjadi kurus dan berat badan menurun
- Penderita
tak mampu bekerja karena letih
- Bulu
rontok, kelihatan kotor, kering seperti sisik
- Terjadi
gerakan berputar-putar tanpa arah, bila parasit ini menyerang otak atau
syaraf (Girisonta, 1995).
Diagnosis
Penentuan diagnosis didasarkan pada ditemukannya parasit dalam pemeriksan darah natif atau dengan pengecatan HE atau dengan trypan-blue (Subronto, 2006).
Pada stadium akut atau awal dari penyakit ini tripanosoma dapat ditemukan di dalam aliran darah perifer. Usapan darah tebal lebih baik dipakai daripada usapan darah tipis pada pemeriksaaan ini. Protozoa ini lebih banyak ditemukan di dalam kelenjar limfa. Mereka juga dapat ditemukan di dalam usapan cairan yang diperoleh dari tusukan kelenjar limfa yang segar atau yang telah diwarnai. Pada stadium lebih lanjut dapat ditemui pada cairan serebrospinal.
Penentuan diagnosis didasarkan pada ditemukannya parasit dalam pemeriksan darah natif atau dengan pengecatan HE atau dengan trypan-blue (Subronto, 2006).
Pada stadium akut atau awal dari penyakit ini tripanosoma dapat ditemukan di dalam aliran darah perifer. Usapan darah tebal lebih baik dipakai daripada usapan darah tipis pada pemeriksaaan ini. Protozoa ini lebih banyak ditemukan di dalam kelenjar limfa. Mereka juga dapat ditemukan di dalam usapan cairan yang diperoleh dari tusukan kelenjar limfa yang segar atau yang telah diwarnai. Pada stadium lebih lanjut dapat ditemui pada cairan serebrospinal.
Prognosa
Sebagian besar hewan yang terkena penyakit tripanosomiasis ini mengalami kematian. Penyakit ini lebih menahun pada sapi dan banyak yang menjadi sembuh. Pada kuda, bagal, dan keledai sangat rentan, serta domba, kambing, dan onta juga sangat rentan, tanda-tandanya sangat mirip dengan kuda.
Penanganan
Tindakan-tindakan preventive terhadap tripanosomiasis meliputi tndakan-tindakan yang ditujukan kepada hospes-hospes pengelolaan ternak, melenyapkan hospes reservoir, menghindakan kontaminasi mekanis yang tidak disengaja, pengelolaan penggunaan tanah, dan pengendalian biologic. Survey terus-menerusdan pengobatan atau penyembelihan semua hewan yang terserang dan pengobatan secara missal secara periodic semua hewan. Meenyapkan tempat perindukan secara besar-besaran karena lalat berkembang biak di bawah semak-semak sepanjang sungai atau di lokasi-lokasi lain yang bersemak. Pelepasan jantan-jantan steril untuk mengendalikan dan penyemprotan tanah dengan DDT (Levine., N.D. 1995).
Untuk menyembuhkan infeksi T. evansi pada kuda dan anjing WHO menganjurkan pemakaian kuinapiramin (antrycide), diberikan secara subkutan sebagai sulfat yang dilarutkan dalam konsentrasi 10% dalam air dingin; dosisnya 5 mg/kg berat badan.
Tindakan-tindakan preventive terhadap tripanosomiasis meliputi tndakan-tindakan yang ditujukan kepada hospes-hospes pengelolaan ternak, melenyapkan hospes reservoir, menghindakan kontaminasi mekanis yang tidak disengaja, pengelolaan penggunaan tanah, dan pengendalian biologic. Survey terus-menerusdan pengobatan atau penyembelihan semua hewan yang terserang dan pengobatan secara missal secara periodic semua hewan. Meenyapkan tempat perindukan secara besar-besaran karena lalat berkembang biak di bawah semak-semak sepanjang sungai atau di lokasi-lokasi lain yang bersemak. Pelepasan jantan-jantan steril untuk mengendalikan dan penyemprotan tanah dengan DDT (Levine., N.D. 1995).
Untuk menyembuhkan infeksi T. evansi pada kuda dan anjing WHO menganjurkan pemakaian kuinapiramin (antrycide), diberikan secara subkutan sebagai sulfat yang dilarutkan dalam konsentrasi 10% dalam air dingin; dosisnya 5 mg/kg berat badan.
Entamoeba Histolytica.
Protozoa
ini
menyebabkan penyakit yang di namakan amoebiasis baik yang bersifat
siptomatik maupun yang bersifat asiptomatik akut maupun kronis.Amoebiasis
akut yang bermanifestasi sebagai disentri dapat menjadi sangat berbahaya
terutama yang beriklim tropis seperti Indonesia di bandingakan dengan daerah
yabg beriklim sedang.Amoebiasis yang nondisentri merupakan gejala yang
paling banyak di temukan dengan tanda –tanda sering sakit perut di ikuti
defekasi dengan tinja air.Di samping itu amoebiasis yang non simptomatik sangat
pula sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.Komplikasi dari amoebiasis
dapat terjadi baik pada amoebiasis simptomatik amupun yang asiptomatik,misalnya
terjadinya abses hepar, pleuritis amoebiasi, pericarditis, amoeboma, striktura
pada usus bahkan amoebiasis serebral, genital dan kulit.
Entamoeba histolytica dapat di
temukan hampir seluruh dunia.Menurut beberapa laporan pernah pula kuman
ini di temukan di daerah kutub ,namun yang sering di laporkan adalah pada
daerah yang beriklim sedang dan yang beriklim tropis.Kuman yang paling invasive
sangat sering di temukan di di daerah tropis seperti di
daerah asia,afrika barat dan selatan,mesir dan timur tengah sebelah selatan.Daerah
daerah ini termasuk daerah yang beresiko tinggi.
Insiden amoebiasis sering sulit ditetukan,namun dapat dikatakan bahwa mereka
yang hidup di lembaga pemasyrakatan,panti-panti kaum homoseksual serta meraka
yang mempuyai keluatga yang terinfeksi,merupakan kelompok resiko tinggi
tertular amoebiosi.
Manusia terinfeksi entamoeba histolytica bila mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi cyste protozoa ini.cyste yang telah tua merupakan cyste yang
infektius,dan bukan yang masih muda,sebab cyste yang masih muda gampang
di hancurkan oleh asam lambung.Di daerah iklim sedang dan tropis pcyste
berkembang menjadi 4 buah metacystic trophozoite di sebut juga
amoebule.Amoebule ini kemudian masuk kedalam usus besar dan mulai
berkolonisasi,makan ,berinvasi bereproduksi,di daerah Tergantung dari
jenis atau strain dari protozoa ini,sebagian ada yang berinvasi
ke dinding usus saja,ada pula yang masuk ke dalam organ tubuh yang
lain di luar usus seperti hati, otak dan lain sebagainya.Sebagian dari
amoebulae tanpa di ketahui penyebabnya dapat beregenerasi menjadi cyste
muda yang berinti satu kemudian menjadi tua yang terlihat dari jumlah intinya
.Cyste yang tua memiliki 4 inti .cyste-cyste tersebut akan keluar dari
tubuh bersama sama dengan tinjaSelain cyste yang tua,cyste muda dan bahkan
tidak jarang trophozoite ikut juga keluar bersama sama dengan tinja
terutama bila tinja tadi berair.Cyste mupakan bentuk yang paling tahan terhadap
suasana di luar tubuh dan dapat memulai hidupnya bila terkontaminasi dengan makanana
setelah keluar bersama sama dengan tinja.
Marfologi.
Entamoeba
histolytica pada tinja dapat di temukan dalam bentuk trophozoite maupun dalam
bentuk cyste.Bentuk tophozoite sering di temukan pada tinja cair sedangakn pada
cyste sering di temukan pada tinja yang bentuknya padat.Protozoa ini memiliki
cirri cirri khusus sehingga dapat digunakan untuk membedakannya dengan
spesies-spesies sarcodina yang lain.Bangunan –bangunan yang ada baik dalam
sitoplasma dan nukleusnya dijadikan perhatian utama dalam mengidentifikasiakan
setiap spesies,walaupun demikian biasanya orang biasanya mempergunakan ciri
ciri pada nucleus sebagai bahan identifikasiakan.Tergantung dari jenis
pewarnaan yang di lakukan maka bangunan yang Nampak pada trophozoite maupun
cystenya maupun cystenya berbeda-beda,oleh karena itu dalam membandingakn satu
spesies dengan lainya harus digunkan pewarnaan yang sama.
Untuk
melihat pergerakan amoeba biasanya di lakukan pemeriksaan dengan air
garamfisiologis,sedangkan untuk pembuatan preparat awetan mengunakan formalin
atau MIF.Untuk melakukan konfirmasi dalam indentifikasidi gunakan pewarnaan
dengan yodium dan untuk pewarnaan permnen sering di gunakan iron haematoxylin
atau seperti heindenhain’s tains atau mallory’s stain.
Pada
pemeriksaan dengan cairan garam fisiologistrophozoite entamoeba histolytica
mempuyai ukuran sekitar10-60µ.Trophozoite ini bergerak aktif dan progresif
dengan jalan menonjolkan pseupodopinya.Di dalam sitoplasmanya sering di temukan
butir-butir eritrositnya sebagai makanan protozoa ini,namun jarang sekali
ditemukannya bakteri.vacuolenya juga sulit terlihatpada pemeriksaan dengan
cairan garam fisiologi begitu juga bentuk nucleusnya.Trophozoite
entamoeba histolytica dapat di bedakan menjadi bentuk,yaitu bentuk yang
invasive dan bentuk yang non invasive.keduanya dapat di bedakan pada
pemeriksaan mikroskop.
Trophozoite
Invasif
|
Trophozoite
non invasif
|
Berukuran
20-50µ
|
Berukuran
20-30 µ
|
Memasuki
jaringan
|
Hidup
di permukaan usus
|
Mengandung
eritrosit didalam sitoplasmanya
|
Tidak
mengandung eritrosit
|
Tidak
membentuk cyste
|
Membentuk
cyste berukuran lebih dari 10 µ
|
Pada
pemeriksaan dengan cairan garam fisiologis,cyste entamoeba histolytica
Nampak berbentuk bulat denagan ukuran 10-20 µ.Di dalam sitoplasmanya Nampak
bangunan yang di namakan Chromatid bodies sebagai bagunan berbentuk bulat
panjang yang berujung tumpul dan agak mengkilat.Dengan pemeriksaan yang
mengunakan cairan garam fisiologis nucleus sulit di amati.
Dengan
pewarnaan yoium,cyste Nampak berwarnah kuning kehijauan.Di dalam sitoplasmanya
Nampak glicgen mass yang berwarnah merah kecoklatan,karena merupakan timbunan
makanan cadangan bagi nukleusnya dapat di temukan dengan jumlah 1 sampai dengan
4 buah trergantung dari umur cyste tersebut.Cyste yang telah tua memiliki 4 buah
nucleus.Nukleus protozoa ini di kelilingi oleh membrane yang mengandung butiran
kromatin mengkilat sedangakan di dalamnya Nampak adanya sebuah karyosome yang
letaknya berada di tengah.Pada pewarnaan yodium chromatid bodies Nampak seperti
pada pemerikasaan cairan pada fisiologi.Pada pewarnaan dengan iron heamatoxylin
citoplasma dari nucleus Nampak alveolar atau bervacoule.Nukleus yang berjumlah
1 sampai 4 nampak di kelilingi oleh membrane nucleus.Nampak pula kromosom
yang nampaknya sentral.Diantara membrane nucleus dan kromosom Nampak adanya
benag-benag radial.Cromatoid bodies Nampak sebagai bagunan yang berbentuk
bulat panjang dengan ujung membulat berwarnah biru kehitaman.
Masih
ada satu lagi protozoa yang sering di bicrakan bersama –sama dengan amoeba
walaupun sebernarmnya tidak masuk dalam classsarcodina.Protozoa tersebut di
namakan blastocystis hominis.Protozoa ini termasuk dalam phylum
apicomplexa.Bentunya sangar variasi sehingga sering di bingunkan dengan
entamoeba spp.Oleh karenanya perlu di bicarakan sedikit di sini sebagai
pembanding.Di kenal beberapa bentuk yaitu bentuk vacolar yang dapat membelah
diri,bentuk amoeboid yang kemungkinan juga invansif,serta bentuk yang glanular
dan cytic.kebanyakan orang mengatahkan bahwa protozoa ini menimbulkan
penyakit,ia hidup opotunistik dalam usus namun ketika sudah sangat banyak di
dalam usus dapat saja menimbulkan bahaya misalnya terserang penyakit diare dan
dyspepsia.Bila mana butuh pengobatan yang di anjurkan adalah
trimetrophim,metrodinazole.
Manifestasi
klinis
Manifestasi
klinis dari infeksi dengan entamoeba histolytica sangat bervariasi tergantung
pada :
a.Starin
E.histolytica yang menginfeksi e.histolytica dari strai yang invasive lebih
berbahaya dari pada yang noninvasive karena dapat menimbulkan disetri,abses
pada hati ganguan paru dan lain sebagai nya.Walaupun demikian prosentasi
mereka yang terinfeksi senagainya.walaupun demikian prosentasi
mereka yang terinfeksi dengan srain yang invasive tidak begitu
banyak.Kebanyakan terinfeksi strain non invasif yang hanya menimbulkan
gejala minimal atau atau asimptomatis.
b.Intensitas
dari infeksi.semakin hebat infeksi yang di alami tentu saja dapat
mengakibatkan ganguan yang lebih hebat.
c.Normal
flora pada hots.seperti telah di bicarakan dalam bab sebelunya bahwa normal
flora memengan pentingnya peranan pada daya tahan tubuh manusia.Banyaknya
normal flora mampu melindungi hots dari dari hebatnya suatu infeksi karena akan
terjadi kompontensi antara parasit dan normal flora.
d.Faktor-faktor
pada hots..faktor hots yang mempengaruhi pertahanan tubuh dan kaitanyadengan
intense parasit dengan di bahasnya lebih rinci pada bab yang terdahulu.
e.Tempat
infeksi itu sendiri.E histolytica terutama yang invasive dapat menyrerang
banyak target organ mulai dari,usus sampai otak karena kemapuan parasit ini
masuk ke dalam peredaran darah dan mulai menyerang hots karena telah menguasai
peredaran darah.pada otak dapat menyebabkan abses pada otak.
Sebagian
besar penderita amoebiasis tidak memiliki gejala atau asimptomatis namun
mereka yang terinfeksi dengan strain invasive dapat menimbulkan gejala
yang beraneka ragam baik yang baik di dalam usus maupun di luar usus.
Kolitis
akutmerupakan amobiasis intestinal denagn masa inkubasi sekitar 8 hari.gejala
pertama penyakit ini adalah sakit perut hebat,demam,nausea,sakit kepala,dan
tenesmus.dehidrasi mungkin saja terjadi pada mereka yang sedang mengalami diare
berkepanjangjan.pada umunya tinja penderita mengandung darah dan
lender.pada infeksi yang berat jarang di temukan kerusakan mukosa usus yang
hebat sampai terjadi perforasi dan peritonitis.Kalau terjadi perlakuan pada
usus dengan bentuk seperti botol dengan tepi yang agak menebal dan agak
meninggi.lama kelamaan luka tersebut dapat menjadi abses.
Diagnosa
Laboratoris
Pemeriksaan
tinja dapat menentukan diagnose pasti amobeasis intestinal.Cyste parasit ini
dapat di temikan pada tinja cair maupun tinja padat yang di periksa dengan
mengunakan yodium.Trophozoite sering di temukan pada tinja cair.sedangakan pada
amoebiasis extra intestinal,misalnya pada hati diagnose di lakukan dengan
aspirasi cairan abses.pada keadaan ini banyak sekali di temukan trophozoite.
Pemeriksaan
laboratories lain di lakukan dengan mengkultur specimen dari pasien pada media
khusus pada amoeba.Pemeriksaan ini di lakukan bila sulit di temukannya cyste
pada tinja penderita.karena dengan cara kultur dapat di kembang biakan amoeba
yang baru agar dapat di amati amoeba yang telah mati.selain itu kultur amoeba
dengan tujuan lain yaitu untuk mendemostrasikan trophozoite hidup dalam jumlah
yabg sangat banyak.
Pengobatan
Organisasi
kesehatan sedunia (WHO) mengeluarkan panduan untuk pengobatan amoebiasis.Bagi
carrier dan mereka yang tidak memiliki gejala amoebiasis,obat pilihan yang di
anjurkan adalah”Diloxadinefuroate”(termasuk clefamide,etofamide,teclozan)
Bagi
amobiasis invasive dan amoebiasis extra non intestinal obat pilihan yang di
anjurkan adalah metronidazole(Ordinazole,tinidazole,secnidazole)obat lainya
adalah dihydhroemetine dan cloroquine.
Pada
abses hati selin pengobatan tersebut harus pula di lakukan aspirasi cairan
abses.
Apa itu
Leishmaniasis?
Leishmaniasis adalah penyakit
yang disebabkan oleh parasit protozoa yang termasuk genus Leishmania''''dan
ditularkan oleh gigitan dari spesies tertentu dari lalat pasir (subfamili
Phlebotominae). Mengirimkan dua genera''Leishmania''untuk manusia:''''Lutzomyia
di Dunia Baru dan''''Phlebotomus di Dunia Lama.
Sebagian besar bentuk penyakit ini
menular hanya dari hewan (zoonosis), tetapi beberapa dapat menyebar antar
manusia. Infeksi pada manusia disebabkan oleh sekitar 21 dari 30 spesies yang
menginfeksi mamalia. Leishmaniasis kulit adalah bentuk paling umum dari
leishmaniasis. Visceral leishmaniasis adalah bentuk parah di mana parasit telah
bermigrasi ke organ vital.
Klasifikasi leishmaniasis
Leishmaniasis dapat dibagi ke dalam
jenis berikut:
- Cutaneous
leishmaniasis
- Leishmaniasis
mukokutan
- Visceral
leishmaniasis
- Pasca-kala-azar
dermal leishmaniasis
- Viscerotropic
leishmaniasis
Gejala leishmaniasis
Gejala-gejala leishmaniasis adalah
kulit luka yang meletus minggu untuk bulan setelah orang yang terkena digigit
oleh lalat pasir. Konsekuensi lainnya, yang bisa menjadi nyata di mana saja
dari beberapa bulan sampai tahun setelah infeksi, termasuk demam, kerusakan
pada limpa dan hati, dan anemia.
Di bidang medis, leishmaniasis
merupakan salah satu penyebab yang terkenal dari nyata limpa membesar, yang
mungkin menjadi lebih besar bahkan dari hati. Ada empat bentuk utama
leishmaniasis:
- Visceral
leishmaniasis - bentuk yang paling serius dan berpotensi fatal jika tidak
diobati.
- Cutaneous
leishmaniasis - bentuk yang paling umum yang menyebabkan sakit di lokasi
gigitan, yang menyembuhkan dalam beberapa bulan sampai satu tahun,
meninggalkan bekas luka tampak tidak menyenangkan. Formulir ini dapat
berkembang menjadi salah satu dari tiga bentuk lain.
- Diffuse
leishmaniasis kulit - formulir ini menghasilkan lesi kulit yang menyerupai
kusta luas dan sangat sulit untuk mengobati.
- Leishmaniasis
mukokutan - dimulai dengan borok kulit yang menyebar menyebabkan kerusakan
jaringan untuk (terutama) hidung dan mulut
Mekanisme leishmaniasis
Leishmaniasis ditularkan oleh
gigitan sandflies phlebotomine perempuan. Para sandflies menyuntikkan tahap
infektif, promastigotes metacyclic, saat makan darah. Promastigotes Metacyclic
yang mencapai luka tusukan yang phagocytized oleh makrofag dan berubah menjadi
amastigotes. Amastigotes berkembang biak di dalam sel yang terinfeksi dan
mempengaruhi jaringan yang berbeda, tergantung pada bagian yang''''Leishmania
spesies yang terlibat. Kekhususan ini jaringan yang berbeda menyebabkan
manifestasi klinis yang berbeda dari berbagai bentuk leishmaniasis. Sandflies
menjadi terinfeksi selama makanan darah pada host terinfeksi ketika mereka
menelan makrofag terinfeksi amastigotes. Dalam midgut para agas itu, parasit berdiferensiasi
menjadi promastigotes, yang berkembang biak, berdiferensiasi menjadi
promastigotes metacyclic dan bermigrasi ke belalai.
Leishmaniasis adalah disebabkan oleh
infeksi dengan patogen''''Leishmania. Genom dari tiga
spesies''Leishmania''(''L. besar'',''L. infantum''dan''''braziliensis L.) telah
diurutkan dan ini telah memberikan banyak informasi tentang biologi parasit .
Misalnya sekarang dipahami bahwa dalam''''Leishmania gen penyandi protein
diatur sebagai unit polisistronik besar dalam kepala-kepala ke-atau
ekor-ke-ekor dengan cara; RNA polimerase II mentranskripsi pesan polisistronik
panjang dalam ketiadaan didefinisikan RNA pol II promotor, dan''''Leishmania
memiliki fitur unik sehubungan dengan regulasi ekspresi gen sebagai respon
terhadap perubahan lingkungan. Pengetahuan baru dari studi ini dapat membantu
mengidentifikasi sasaran baru bagi obat yang sangat dibutuhkan, dan membantu
pengembangan vaksin.
Kematian
karena hyperdisease
Menurut penelitian genetik baru yang
diterbitkan dalam PLoS One pada tanggal 5 November, tikus hitam membawa
patogen yang dibasmi dua spesies endemik, Rattus macleari dan R.
nativitatis. Penelitian ini adalah yang pertama untuk menunjukkan kepunahan
pada mamalia karena penyakit, mendukung hipotesis yang diusulkan satu dekade
yang lalu bahwa "kondisi hyperdisease" - kematian yang luar biasa
cepat dari mana suatu spesies tidak pernah recovers-bisa menyebabkan kepunahan.
"Studi ini menempatkan ke dalam
organisme patogen bermain sebagai mediator kepunahan," kata Alex D.
Greenwood dari Departemen Ilmu Biologi di Old Dominion University di Norfolk,
Virginia, dan Divisi Zoologi Vertebrata di Museum Sejarah Alam Amerika.
"Penelitian kami adalah yang pertama untuk mengkorelasikan patogen dengan
peristiwa kepunahan pada mamalia, meskipun kita tahu tentang penyakit terkait
kepunahan pada siput dan penyakit terkait penurunan populasi di amfibi."
Tikus hitam diperkenalkan ke
Christmas Island melalui Hindustan SS di 1899. Parasitologist Sebuah
mencatat beberapa tahun kemudian bahwa kutu pada tikus ini membawa protozoa
patogen yang berkaitan dengan organisme yang sama yang menyebabkan penyakit
tidur pada manusia. Tikus-tikus hitam juga disesuaikan dengan protozoa ini,
dikenal sebagai Trypanosoma lewisi, tapi cukup jelas, R. macleari
dan R. nativitatis tidak. Spesies asli yang segera terlihat mengejutkan
sekitar di jalan setapak, jelas sangat sakit, dan pada 1908 sudah jelas bagi
ahli biologi di pulau yang keduanya punah. Kepunahan pulau-terikat mamalia
tidak jarang: lebih dari 80% dari mamalia yang telah punah dalam 500 tahun
terakhir berasal dari pulau-pulau.
Meskipun temuan parasitologist telah
kadang-kadang telah dikutip dalam literatur spesialis, para ilmuwan telah tidak
dapat menyetujui bahwa penyakit-daripada hybridization atau persaingan antara
spesies-tikus adalah penyebab yang sebenarnya. Greenwood dan koleganya
menggunakan prosedur DNA kuno untuk menentukan apakah trypanosome
tikus-spesifik dapat dideteksi dalam sampel Museum dan jika trypanosomiasis
bisa menyebabkan kepunahan spesies ini. Tim mengumpulkan sampel dari 21
spesimen (hampir semua masih ada) untuk melihat apakah agen menular ada dalam
populasi sebelum dan sesudah kontak dengan tikus hitam. Tidak satupun dari tiga
sampel pra-kontak yang terinfeksi protozoa, tetapi enam dari 18 sampel
pasca-kontak yang terinfeksi. Hal ini menunjukkan tingkat yang sangat tinggi
infeksi. Hasil dikonfirmasi dengan mengirim subset dari sampel ke laboratorium
di Universitas Kopenhagen di Denmark untuk pengujian independen. Akhirnya,
kelompok menyelidiki kemungkinan hibridisasi dengan tes genom khas dari tikus
asli dalam spesies tikus hitam, tetapi tidak ada bukti ini ditemukan.
Trichomonas vaginalis / Wet prep test
AM Adam, Hardy Suwita
SMF Kulit dan Kelamin RSUD Lambuang Baji, Makassar
Trikomoniasis adalah infeksi Trichomonas vaginalis yang merupakan protozoa patogen pada saluran genito-urinaria manusia. Berbagai macam gejala klinis dapat ditemukan baik pada wanita maupun pria dan diagnosis pasti adalah dengan menemukan organisme ini. Hingga saat ini metronidasol masih merupakan obat pilihan untuk trikomoniasis.
ETIOLOGI Trikomonas adalah suatu organisme eukaryotik yang termasuk kelompokmastigophora, mempunyai flagel, dengan ordo trichomonadida. Terdapat lebih dari 100 spesies, sebagian besar trichomonas merupakan organisme komensal pada usus mamalia dan burung. Terdapat 3 spesies yang sering ditemukan pada manusia yaitu Trichomonas vaginalis yang merupakan parasit pada saluran genitourianaria, Trichomonas tenax dan Pentatrichomonas hominis merupa-kan trichomonas non patogen yang ditemukan di rongga mulut untuk Trichomonas tenax dan usus besar untuk Pentatrichomonas
hominis .
Nama Trichomonas vaginalis sebenarnya salah, karena juga ditemukan di uretra wanita dan tidak jarang ditemukan di uretra pria. Organisme ini berbentuk oval atau fusiformi, atau seperti buah pir dengan panjang rata-rata 15 mm dengan tanda khas selalu berpindah tempat. Intinya terletak anterior, antara inti dan permukaan ujung yang lebih luas terdapat 1 atau lebih struktur yang membulat yang disebut blepharoplasts dan dari tempat inilah keluar keempat flagel. Flagel kelima berbentuk membran bergelombang yang berasal dari kompleks kinetosomal dan terbentang sepanjang setengah dari organisme ini
Pergerakannya dengan kedutan yang
didorong oleh keempat flagel anterior, kecepatan dan aktivitas hentakannya yang
khas menyebabkan organisme ini mudah diidentifikasi pada sediaan segar.
Trichomonas vaginalis tumbuh di
lingkungan yang basah dengan suhu 35-37º C dengan pH antara 4,0-7,5. Trichomonas
vaginalis tidak menyerang jaringan di sebelah bawah dinding vagina, ia hanya
ada di rongga vagina; sangat jarang ditemui di tempat lain. Lingkungan vagina
sangat disukai oleh organism ini. Trichomonas vaginalis dapat menimbulkan
reaksi radang pada rongga vagina yang didominasi oleh sel lekosit
polymorphonuclear (PMN). Trichomonas vaginalis dan ekstraknya dapat merangsang
kemotaktik sel lekosit PMN, yang mungkin mempengaruhi perkembngan gejalanya.
Mekanisme lengkap penghancuran sel epitel
vagina yang diserang oleh Trichomonas vaginalis belum diketahui dengan pasti.
Pria yang mengandung Trichomonas
vaginalis sebagian besar asimtomatik dan respon radang pada uretra pria
biasanya tidak ditemukan. Hal ini berhubungan dengan epitel kuboid pada uretra.
Trichomonas vaginalis dapat menginfeksi epitel skuamosa pada vagina tetapi
hanya yang rentan saja.
Cara menghilangkan Trichomonas vaginalis dari
saluran urogenital pria belum diketahui pasti, tetapi mungkin organisme hilang
secara mekanik pada waktu buang air kecil dan adanya seng di dalam cairan
normal prostat dapat dengan cepat membunuh trichomonas
PENULARAN
PENULARAN
Trichomonas vaginalis menular melalui
hubungan seksual meskipun masih diperdebatkan, dan dapat hidup pada obyek yang
basah selama 45 menit pada kloset duduk, kain lap pencuci badan, baju, air
mandi dan ciran tubuh. Penularan terjadi kira-kira 5 % dari ibu yang terinfeksi
tetapi biasanya sembuh dengan sendirinya dengan metabolism yang progresif dari
hormone ibu. Infeksi trichomonas vaginalis mempunyai masa inkubasi selama 4-21
hari.
LABORATORIUM
Pemeriksaan mikroskop secara langsung
dapat ditemukan protozoa dengan 4-5 flagel dan ukuran 10-20 µm yang motil. Pada
wanita metode ini mempunyai sensitifitas 50-70 % dan specimen harus diambil
dari vagina karena agen penyebab hanya menyerang epitel skuamosa. Pada pria
cara penemuan trichomonas vaginalis tidak selalu berhasil dan trichomonas
vaginalis dapat di deteksi dengan menggunakan sedimen urin.
Makasih ,, berkat post ini saya dapat informasi...
BalasHapus