Halaman

THANK YOU FOR VISIT OUR BLOG
(.^_~.)

Minggu, 03 Februari 2013

Modul Kelompok 2

MODUL PEMBELAJARAN ZOOLOGI INVERTEBRATA

2. Porifera

1.      Definisi
Porifera berasal dari bahasa latin yaitu poru yang berarti lubang kecil atau pori-pori, dan ferre yang berarti membawa. Jadi, porifera dapat diartikan sebagai hewan yang di dalam tubuhnya terdapat lubang-lubang kecil atau hewan berpori.
Porifera adalah hewan yang memiliki tubuh yang cukup sederhana, hewan ini biasanya hanya memiliki ukuran tubuh sekitar 1-2 cm. Selain memiliki pori-pori mikroskopis pada tubuhnya, porifera juga memiliki ciri khusus berupa sistem kanal atau sistem saluran air yang berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air di dalam tubuhnya.
2.      Ciri-Ciri Umum Porifera
1.      Tubuhnya memiliki ostium (pori)
2.      Tubuh umumnya asimetri (tak beraturan)
3.      Bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau bercabang
4.      Permukaan tubuhnya tersusun atas pinakosit (sel tipis yang berfungsi untuk pelindung tubuh porifera)
5.      Memiliki spongocoel (rongga tubuh)
6.      Memiliki oskulum (lubang pengeluaran)
7.      spongocoel dilapisi oleh koanosit (sel leher, yang berfungsi untuk mencerna makanan dan penyerapan oksigen)
8.      memiliki amoebosit (sel amoeboid, yang berfungsi untuk mengedarkan makanan ke seluruh tubuh porifera)
9.      memiliki spikula (rangka)
10.  bersifat heterotrof (tidak bisa membuat makanannya sendiri)
11.  bernapas secara difusi
12.  porifera memakan bakteri dan plankton yang berbentuk cairan
13.  habitatnya umumnya di laut
14.  reproduksi secara seksual dengan cara membentuk ovum dan sperma pada koanosit
15.  bersifat hermafrodit(berkelamin ganda), ovum dihasilkan oleh sel amoebosit sedangkan sperma dihasilkan oleh sel koanosit.
16.  reproduksi secara aseksual dengan cara pembentukan gemmule (tunas internal) ataupun dengan cara regenerasi

3.      Struktur Tubuh Porifera
Keterangan.

oskulum    : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol
mesoglea   : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar
porosit      :saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat masuknya    air.
spongosol  : rongga di bagian dalam tubuh porifera
ameboid    : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.
epidermis  : lapisan terluar
spikula      : pembentuk/penyusun tubuh
flagel        : alat gerak koanosit
koanosit   : sel pelapis spongosol serta berfungsi sebagai pencerna makanan.
di bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.
Pada bagian tengah tubuh porifera, terdapat spongosol(paragaster). Spongosol adalah ruangan yang berfungsi sebagai saluran air. Pada bagian atas spongosol terdapat oskulum, yaitu lubang besar yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
Dari dalam keluar, porifera tersusun atas tiga lapisan dinding tubuh, yaitu epidermis(lapisan terluar), mesoglea(lapisan pembatas), dan endodermis(lapisan dalam).
1.      Epidermis, adalah lapisan terluar tubuh porifera. Lapisan ini tersusun oleh sel-sel epitelium pipih yang disebut pinakosit. Beberapa sel ini membentuk lubang kecil(ostium) tempat masuknya air. Pada ostium, terdapat porosit yang berfungsi untuk mengendalikan buka atau tutupnya ostium.
2.      Mesoglea, adalah lapisan yang berupa gelatin. Lapisan ini merupakan pembatas antara lapisan dalam(endodermis) dengan lapisan luar(epidermis). Mesogle mengandung dua macam sel, yaitu sel ameboid dan skleroblas. Sel-sel ameboid berfungsi sebagai pengangkut makanan dan zat-zat sisa metabolisme dari satu sel ke sel yang lainnya. Sedangkan sel skleroblas berfungsi untuk membentuk spikula. Spikula merupakan duri-duri yang berfungsi sebagai penguat dinding yang lunak.
3.      Endodermis, adalah lapisan dalam tubuh porifera. Lapisan ini terdiri dari sel-sel leher(koanosit) yang memiliki flagela dan berfungsi untuk mencerna makanan.


4.      Tipe Saluran Air Pada Porifera
saluran air, ascon, leucon,sycon
1.      Ascon, adalah tipe sistem saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya langsung terhubung lurus ke spongosol.
2.      Sycon, pada tipe saluran ini air akan masuk ke dalam ostium lalu melewati saluran-saluran bercabang sebelum masuk ke dalam spongosol. Saluran bercabang ini biasanya dilapisi oleh koanosit.
3.      Leucon, adalah tipe saluran air yang ostiumnya dihubungkan dengan rongga-rongga bercabang yang tidak terhubung langsung menuju spongosol.





4.      Sistem Pencernaan Makanan Pada Porifera
     
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian endodermis. Pada bagian ini, flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak sehingga menyebabkan air yang membawa oksigen dan makanan berupa plankton akan mengalir dari ostium masuk ke spongosol lalu masuk ke oskulum. Makanan ini lalu akan dicerna di dalam vakuola makanan. Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan sisa-sisa makanan yang sudah tidak terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher (koanosit) melalui spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui oskulum.
5.      Sistem Pernapasan Pada Porifera
            Sistem pernapasan yang dimiliki oleh porifera sangat sederhana. Oksigen diambil langsung dari air oleh sel-sel koanosit secara absorpsi. Karbondioksida hasil pernapasan dikeluarkan langsung dari dalam sel ke lingkungan.
            Sistem pernapasan pada porifera berlangsung secara aerobic. Dalam hal ini yang berfungsi menangkap oksigen yang terlarut dalam air khususnya di lapisan eksternal tubuhnya ialah sel-sel epidermis(sel pinakosit), sedangkan pada bagian internalnya(dalamnya) yang bertugas menangkap oksigen adalah sel-sel koanosit. Selanjutnya oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh penjuru tubuh oleh sel-sel amoebosit.
6.      Sistem Ekskresi Pada Porifera
            Porifera belum memiliki alat khusus untuk mengeluarkan zat-zat sampah yang merupakan sisa metabolisme. Dalam penelitian ternyata zat-zat sampah yang berupa butir-butir itu dikeluarkan dari daerah internal tubuhnya oleh sel-sel amoebosit.
7.      Sistem Reproduksi Pada Porifera
Sistem reproduksi pada porifera dapat dilakukan secara vegetatif(aseksual) dan generatif(seksual). Perkembangbiakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1.      Pembentukan tunas. Tunas yang terbentuk memisahkan diri dari induknya kemudian terbentuk individu baru.
2.      Gemmule(butir benih). Gemmule adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gemmule terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan membaik, gemmule akan terbentuk individu baru. Gemmule hanya dimiliki oleh porifera yang hidup di air tawar.
Proses pembentukan gemmule adalah sebagai berikut:
Pertama-tama arkeosit mengumpulkan nutrient dengan memfagoit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat gemmule menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spons baru.
            Sistem reproduksi seksual dilakukan dengan cara pembuahan sel telur porifera yang satu oleh sel sperma porifera yang lain secara internal. Masing-masing individu menghasilkan sperma dan ovum. Kedua sel kelamin terbentuk dari perkembangan sel-sel amoebosit atau koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan ke dalam air, kemudian masuk ke tubuh spons lain bersama aliran air melalui ostium untuk melakukan fertilisasi. Hasil pembuahan berupa zigot akan berkembang menjadi larva bersilia. Larva tersebut akan keluar dari tubuh porifera induk melaui oskulum, kemudian melekat pada dasar perairan untuk tumbuh menjadi dewasa.
8.      Cara Hidup Porifera
      Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke dalam tubuhnya berbentuk cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di daam koanosit dan amoebosit. Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 Km. Sekitar 150 jens porifera hidup di air tawar, misalnya Haliclona dari kelas Demospongiae. Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat(sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainnya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
Porifera mempunyai dua fase hidup, yaitu:
1.      Fase polip terjadi pada saat porifera masih larva dan bisa bergerak dengan bebas.
2.      Fase sesil, mereka menempel pada tempat tertentu hinga dewasa.

9.      Klasifikasi Porifera
Porifera diklasifikasikan berdasarkan zat yang menyusun porifera tersebut, terbagi menjadi tiga kelas, yaitu:

1. Hexactinellida (Hyalospongiae)
Ciri-ciri :
·           Porifera golongan ini mempunyai spikula yang tersusun dari silikat (zat kersik)
·            Ujung spikula berjumlah 6
·            Saluran air tipe sikonoid
·            Memiliki warna kebanyakan pucat
·            Hidup secara soliter
·            Hidup di laut dalam
Kelas Hexactinellida terdiri dari dua ordo, yaitu:
1.         Ordo Hexasterophora, spikula kecil hexactinal.
2.         Ordo Amphidiscophora, spikula kecil dengan kait-kait pada kedua ujungnya.
Contoh : Euplectella sp, Pheronema sp, Hyalonema sp, Staucalyptus sp.
2.Demospongia
Berasal dari dua kata, yaitu Demo=tebal dan Spongin=spons.
Ciri-ciri :
·         Memiliki spikula yang tersusun dari sponging
·         Tubuhnya umumnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat pada sel amoebosit. Fungsi warna diduga untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.
·         Tinggi dan diameter tubuhnya ada yang mencapai 1 meter.
·         Umumnya hidup di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang hidup di air tawar.
·         Memiliki saluran tipe air leukonoid
·         Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang
Kelas demospongiae tebagi menjadi beberapa sub kelas, yaitu:
a.Subkelas Tetractinellida, spikula tertraxon atau tidak ada, bentuk tubuh bulat sederhana, tatau datar tanpa percabangan, terdapat di perairan dangkal. Sub kelas ini terbagi lagi menjadi beberpa ordo, yaitu sebagai berikut:
1) Ordo Myxospongia atau Dendroceratisa, tidak mempunyai spikula; bentuk tubuh sederhana, tanpa kerangka.
2) Ordo Carnosac atau Microsclerophora, spikula tetraxon, ukuran hampir sama.
3) Ordo Choristida, spikul tetraxon, dua macam ukuran besar dan kecil ada semua.
b. Subkelas Monaxonida, spikul monaxon; ada yang berserat; bentuk tubuh bervariasi; ditepi pantai sampai kedalaman 45 m; melimpah dan umum. Sub kelas ini terbagi menjadi beberpa ordo, yaitu:
1) Ordo Hadromerida atau Astromonaxonellida, spikula besar terpisah.
2) Ordo Halichondrida, spikula besar dan mempunyai serat sponge
3) Ordo Poeciloclerida, spikula berukuran besar diikat oleh sponge seperti jala.
4) Ordo haplosclerida, spikula besar .
c. Subkelas Keratosa, terdiri dari Dictyoceratida. Rangka dari serat sponge yang mengandung zat tanduk, tidak ada spikul; bentuk tubuh bulat, adakalanya besar sekali, warna gelap terutama hitam.
Contoh : Spongiasp, Hippospongi sp, Euspongia officinalis, Euspongia mollisima, Spongila carteri, Callyspongia sp.Phyllospongia sp., Xestospongia testudinaria
3.Calcarea (Calcispongiae)
Ciri-ciri :
·         Memiliki rangka yang tersusun dari zat kapur (kalsium karbonat)
·         Tubuhnya umumnya berwarna pucat
·         Memiliki saluran air askonoid, sikonoid, maupun leukonoid
·         Hidup di laut dangkal
Contoh : Scypha, Clathrina, Leucettusa lancifer
10.  Peranan Porifera
Peranan Menguntungkan
1.      Euspongia officinalis digunakan untuk mencuci.
2.      Euspongia mollisima digunakan sebagai alat pembersih toilet yang harganya mahal.
3.      Spongia dan Hipposongia dapat digunakan sebagai spons mandi karena spikula terbuat dari serabut protein spongin yang lunak.
4.      Petrosia contegnatta menghasilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat antikanker.
5.      Cymbacela menghasilkan senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat anti-asma.
6.      Luffariella variabilis menghasilkan senyawa bastadin, asam akodaik, dan monoalid yang bernilai jual sangat tinggi.
7.      Rangka porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena dapat di gunakan sebagai alat pembersih(penggosok) alami ataupun sebagai pengisi jok(tempat duduk) kendaraan bermotor.
8.      Sponge yang sudah mati dan mengeras dapat digunakan sebagai batu penggosok(ampelas) untuk kayu.
9.      Euplectella aspergillum(Venus flower Basket) digunakan pada bidang fiber optics.
10.  Tubuh porifera yanng mati digunakan sebagai hiasan.
Peranan Merugikan
1.      Porifera dapat merugikan karena hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas di peternakan tiram.

11.  Contoh Spesies
      Spesies yang akan dibahas dalam filum porifera yaitu Euplectella aspergillum dari class Hexactinellida.
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Porifera
Class               : Hexactinellida                 
Ordo                : Lyssacinosida
Family             : euplectellidae
Genus              : Euplectella
Spesies            : Euplectella aspergillum
Ciri-ciri
a)      Badannya panjang, silendrik dan melengkung berdiri tegak dengan topangan spikula.
b)      Hidup di laut dalam.
c)      Sebagian besar ditemukan di kadalaman 450-900 meter.
d)     Tumbuh di laut sekitar Jepang dan Filipina.
e)      Terdiri dari serangkaian benang kaca ssperti serat.
f)       Melekat pada benda padat sperti batu.
g)      Terdapat jaringan seperti substansi yang mengelilingi spons yang disebut jaringan trabecular.
h)      Jaringannya terbuat dari sel-sel hidup amoeboid yang membentuk jaringan dengan fusi.
i)        Pada saat hidup, jaringannya berwarna putih ke kuningan krem, tergantung pada banyaknya materi partikulat yang terakumulasi dalam jaringan tersebut.
j)        Euplectella aspergillum bereproduksi secara aseksual, memiliki gamet jantan dan betina. Sperma dilepaskan kemudian masuk melalui arus inhalansia dan menyuburkan ovum. Ovum berkembang menjadi larva di spons dengan bantuan silia yang mendorong dirinya melalui air. Kemudian berenang dengan bebas selama beberapa hari dan cenderung untuk menetap setelah sekitar 12 jam.




12.  Gambar Setiap Class
Gambar
Class
Spesies
Demospongiae
Haliclona oculata
Calcarea
Scypha sp
Hexactinellida
Hyalonema sp
Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar