Halaman

THANK YOU FOR VISIT OUR BLOG
(.^_~.)

Sabtu, 02 Februari 2013

Artikel Kelompok 4

4. PLATYHELMINTHES


CESTODA (Cacing Pita)
Tania Saginata
Sejarah
            Cacing pita dari sapi, telah dikenal sejak dahulu; akan tetapi identifikasi cacing tersebut baru menjadi jelas setelah tahun 1782, karena karya Goeze dan Leuckart. Sejak waktu itu,diketahui adanya hubungan antara infeksi cacing Taenia saginata dengan larva sistiserkus bovis, yang ditemukan pada daging sapi; bila seekor anak sapi diberi makan proglotid gravid cacing Taenia saginata, maka pada dagingnya akan ditemukan sistiserkus bovis.
Hospes dan Nama Penyakit
Hospes definitif dari cacing pita Taenia saginata adalah manusia sedangkan hewan memamah biak dari keluarga Bovidae, seperti sapi, kerbau dan lainnya adalah hospes perantaranya. Nama penyakitnya adalah teniasis saginata.
Distribusi geografik
Cacing tersebut adalah kosmipolit, didapatkan di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia, Amerika Utara, Amerika Latin, Rusia, dan juga Indonesia, yaitu daerah Bali, Jakarta dan Lain-lain.
Morfologi dan Daur Hidup
            Cacing pita Taenia saginata adalah salah satu cacing yang berukuran besar dan panjang; terdiri dari kepala yang disebut skoleks, leher dan strobila yang merupakan rangkaian ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000 – 2000 buah. Panjang cacing 4 – 12 meter atau lebih. Skoleks hanya berukuran 1 – 2 milimeter. Mempunyai empat batil isap dengan otot-otot yang kuat¸tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan di dalamnya tidak terlihat struktur tertentu. Strobila terdiri dari rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur) yang dewasa (matur) dan yang mengandung telur atau disebut gravid. Pada proglotid yang belum dewasa, belum terlihat struktur alat kelamin yang jelas. Pada proglotid yang dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti folikel testis yang berjumlah 300 – 400 buah, tersebar di bisang dorsal. Vas deferensnya bergabung untuk masuk ke rongga kelamin (genital atrium), yang berakhir di lubang kelamin (genital pore). Lubang kelamin ini letaknya selang-seling pada sisi kanan dan kiri strobila. Di bagian posterior lubang kelamin, dekat vas deferens, terdapat tabung vagina yang berpangkal pada ootip.
            Ovarium terdiri dari 2 lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama. Letak ovarium di sepertiga bagian posterior dan proglotid. Vitelaria letaknya di belakang ovarium dan merupakan kumpulan folikel yang eliptik.
            Uterus tembuh dari bagian anterior ootip dan menjulur ke bagian anterior proglotid. Setelah uterus ini penuh dengan telur, maka cabang-cabangnya akan tumbuh, yang berjumlah 15 – 30 buah pada satu sisinya dan tidak memiliki lubang uterus (porus uterinus). Proglotid yang sudah gravid letaknya terminal dan sering terlepas dari strobila. Proglotid ini dapat bergerak aktif, keluar dengan tinja atau keluar sendiri dari lubang dubur (spontan). Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid dilepas. Proglotid ini bentuknya lebih panjang daripada lebar. Telur dibungkus embriofor, yang bergaris-garis radial, berukuran 30 – 40 x 20 – 30 mikron, berisi suatu embrio heksakan atau onkosfer. Telur yang baru keluar dari uterus masih diliputi selaput tipis yang disebut lapisan luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira 100.000 buah telur. Waktu proglotid terlepas dari rangkaiannya dan menjadi koyak; cairan putih susu yang mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi anterior proglotid tersebut, terutama bila proglotid berkontraksi waktu gerak.
            Telur-telur ini melekat pada rumput bersama tinja, bila orang berdefekasi di padang rumput; atau karena tinja yang hanyut dari sungai di waktu banjir. Ternak yang makan rumput yang terkontaminasi dihinggapi cacing gelembung, oleh karena telur yang tertelan dicerna dan embrio heksakan menetas. Emria heksakan disaluran pencernaan ternak menembus dinding usus, masuk ke saluran getah bening atau darah dan ikut dengan aliran darah ke  jaringan ikat di sela-sela otot untuk tumbuh menjadi cacing gelembung, disebut sistiserkus bovis, yaitu larva Taenia saginata. Peristiwa ini terjadi setelah 12 – 15 minggu.
            Bagian tubuh ternak yang sering dihinggapi larva tersebut adalah otot maseter, paha belakang dan punggung. Otot dibagian lain juga dapat dihinggapi. Setelah 1 tahun cacing gelembung ini biasanyan mengalami degenerasi, walaupun ada yang hidup sampai 3 tahun.
            Bila cacing gelembung yang terdapat di daging sapi yang dimasak kurang matang termakan oleh manusia, koleksnya keluar dari cacing gelembung dengan cara evaginasi dan melekat pada mukosa usus halus seperti yeyunum. Cacing gelembung tersebut dalam waktu 8 – 10 minggu menjadi dewasa. Biasanya di rongga usus hospes terdapat seekor cacing. 
Patologi dan Gejala klinis
Cacing dewasa Taenia saginata, biasanya menyebabkan gejala klinis yang ringan, seperti sakit ulu hati, perut terasa tidak enak, mual, muntah, mencret, pusing atau gugup. Gejala-gejala tersebut disertai dengan ditemukannya proglotid cacing yang bergerak-gerak lewat dubur bersama dengan atau tanpa tinja. Gejala yang lebih berat dapat terjadi, yaitu apabila proglotid menyasar masuk apendiks, atau terdapat ileus yang disebabkan obstruksi usus oleh strobila cacing. Berat badan tidak jelas menurun. Eosinofilia dapat ditemukan di darah tepi.
Diagnosis
            Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya proglotid yang aktif dalam tinja, atau keluar spontan; juga dengan ditemukannya telur dalam tinja atau usap anus. Proglotid kemudian dapat diindetifikasi dengan meredamnya dalam cairan laktofenol sampai jernih. Setelah uterus dengan cabang-cabangnya terlihat jelas, jumlah cabang-cabang dapat dihitung.
Pengobatan
            Obat yang dapat digunakan untuk mengobati teniasis saginata, secara singkat dibagi dalam :
Obat tradisional   :    Biji labu merah, biji pinang
Obat lama             :    Kuinakrin, amodiakuin, niklosamid
Obat baru             :    Prazikuantel dan albendazol
Prognosis
Prognosis umumnya baik; kadang-kadang sulit untuk menemukan skoleksnya dalam tinja setelah pengobatan.
Epidemiologi
Cacing tersebut sering ditemukan di negara yang penduduknya banyak makan daging sapi/kerbau. Cara penduduk memakan daging tersebut yaitu matang (well done), setengah matang (medium) atau mentah (rare); dan cara memelihara ternak memainkan peranan. Ternak yang dilepas di padang rumput lebih mudah dihinggapi cacing gelembung tersebut, daripada ternak yang dipelihara dan dirawat dengan baik di kandang.
            Pencegahan dapat dilakukan antara lain dengan mendinginkan daging sampai -10°C, iradiasi dan memasak daging sampai matang.


Posted by dhyanjie on Mei 29,2012. http://www.helmintologi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar