Halaman

THANK YOU FOR VISIT OUR BLOG
(.^_~.)

Sabtu, 02 Februari 2013

Artikel Kelompok 1

ARTIKEL ZOOLOGI INVERTEBRATA

1. PROTOZOA

Lalat Tsetse dan Penyakit Tidur
Tidur merupakan aktivitas alamiah setiap individu. Hampir sepertiga hidup kita, kita habiskan untuk tidur. Dahulu, tidur dianggap sebagai waktu tubuh untuk beristirahat setelah lelah bekerja, sekolah, dan setelah beraktivitas lainnya.
Namun tidak sedikit orang juga beranggapan bahwa tidur adalah sebagai cara istirahat yang paling baik karena Selama kita tidur, tubuh mengganti sel-sel yang rusak dengan yang baru dan limbah serta uap kotor yang terjadi pun dibuang. Lama tidur yang disarankan adalah 6-8 jam perhari. Namun tanpa kita ketahui,ternyata tidur itu bisa menjadi suatu penyakit yang mematikan.
Menurut penelitian, ternyata di Afrika terdapat suatu penyakit yang dinamakan penyakit tidur atau nama lainnya adalah  African trypanosomiasis.  Penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Trypanosoma dan ditularkan oleh lalat tsetse. Setelah terkena gigitan lalat tsetse tersebut,kulit akan menjadi merah dan berbekas dan sangat menyakitkan pada kulit dan jika tidak langsung di obati maka akan sangat berbahaya sekali dan mematikan.
Lalat ini dapat menularkan parasit yang menginfeksi sistem syaraf pusat manusia. Awalnya infeksi tersebut menyebabkan demam, sakit kepala, gatal-gatal pada kulit dan lemas. Kemudian parasit itu masuk ke otak dan menyebabkan masalah-masalah yang lebih serius. Orang yang terkena gigitan lalat tersebut akan merasa kejang-kejang dan sulit berpikir, serta tidur dalam waktu yang lebih lama. Jika penyakit tersebut tidak diobati, biasanya korban tidak pernah bangun dari tidurnya, dan dapat  meninggal dunia.
Menurut data dari badan kesehatan dunia atau WHO memperkirakan bahwa antara 50.000 dan 70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse.
Gejala awal yang dirasakan dari penyakit tersebut adalah demam, sakit kepala, dan sakit di sendi, pembengkakan kelenjar limfa, anemia dan penyakit ginjal. Penderita kemudian mengalami perubahan siklus tidur di mana mereka merasa ngantuk di siang hari dan tidak dapat tidur di malam hari. Bila tidak dirawat, penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf, koma, dan kematian. Selain gigitan lalat tsetse, penyakit ini dapat ditularkan lewat transfusi darah atau dari ibu ke anak.
Ilmuan di Belgia telah menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit tidur (Trypanosomiasis) yang disebabkan oleh lalat tsetse tersebut, lebih lanjut mereka menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut Sodalis Glossinidius yang hidup pada lalat tsetse yang dapat menjadi cara menyembuhkan penyakit tersebut. Gen bakteri akan diubah untuk mendapatkan antibodi yang dapat melawan parasit yang menyebar di tubuh manusia. Dr David Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine berkata, "Ini adalah konsep yang menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat anti-trypanosomal."
Sebelumnya, menurut penelitian upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan pasien yang terkena penyakit tidur adalah dengan mengikuti terapi. Selain itu penggunaan Arsenik juga menjadi cara untuk menyembuhkan penyakit tidur tersebut, namun cara tersebut sangatlah beresiko  karena Sekitar 5%-20% pasien meninggal karena komplikasi dari obat yang digunakan.















PENYAKIT MALARIA DAN CARA MENCEGAHNYA



Ciri-ciri Plasmodium

Dengan hasil penelitian dari Alphonse Laverans seorang sarjana Perancis, maka perkiraan yang mengenai malaria lambat laun mulai sirna. Pada mulanya orang mengira penyakit malaria itu dikarenakan oleh keadaan udara buruk dan malaria itupun diambil dari pengerian tersebut yaitu dari kata Mala dan Aria. Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai ciri-ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak dengan perantaraan spora-spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu :
  1. hidup sebagai parasit
  2. tidak mempunyai alat untuk bergerak.
  3. Pembiakan dengan pembentukan spora.
  4. Tidak ada Vakuola kontraktil
Bila dilihat dari ordonya, maka plasmodium ini termasuk kedalam Haemosporodia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. mempunyai spora yang hidup didalam darah
  2. jaringan parenkim pada burung dan mamalia.
  3. Tidak membuat spora yang resisten.
Menurut Norman D. Levine ( 1990 : 83 ), anggota plasmodium ini serupa dengan coccidia klasik, tetapi perbedaannya mereka memasuki eritrosit, bukan memasuki sel usus. Mereka menghasilkan sejumlah mikrogamet yang tidak banyak (biasanya dengan flagella tunggal bukan sejumlsh besar mikrogamet dengan 2/3 flagella. Merozoit mempunyai seluruh organel dari kelompok apikal, kecuali homoid, tetapi 24-26 mikrotubulus sub pelikuler dan 2 roptri, generasi merozoit terdapat dalam jumlah yang terhitung besarnya.

Plamodium berparasit bukanlah pada organ-organ tubuh, seperti tangan, kaki, telinga dan organ lainnya, tetapi plasmodium ini berparasit pada darah manusia ( eritrosit ), plasmodium ini mempunyai ukuran tubuh yang lebih kurang 5ų (mikron), reproduksi yang dilakukannya bisa terjadi secara generatif dan juga bisa dilakukan secara vegetatif. Secara vegetatif / aseksual plasmodium berkembangbiak dengan sporulasi dan terjadi pada insekta.
Perkembangan fase sporogoni hampir selalu terjadi pada tubuh nyamuk, tetapi pada beberapa kadal, ditularkan oleh lalat pasir. Genus Plasmodium dapat dikelompokkan menjadi 11 sub genus dan beberapa sub spesies terdapat dalam kelompok-kelompok ini, lebih dari 100 spesies plasmodium hidup sebagai parasit pada vertebrata, terutama mamalia dan aves ( burung).
( Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble, 1989 : 198 )

Plasmodium ini bukan hanya menyerang hewan pada daerah tertentu saja seperti hanya didaerah sedang saja, di daerah panas saja, ataupun didaerah dingin saja, tetapi plasmodium ini menyerang orang di semua daerah baik daerah panas, daerah sedang maupun daerah dingin. Dari hasil penelitian Plasmodium sp yang menyerang orang-orang didaerah subtropis dan derah sedang atau daerah dingin ternyata bersifat fatal daripada jika menyerang orang-orang dari daerah tropik.
 Keparasitan Plasmodium bukan hanya pada sebagian dari hidupnya, seperti hanya pada waktu mudanya saja, atau pada waktu dewasanya saja yang parasit tetapi plasmodium ini berparasit pada inang selama hidupnya sebagai parasit.
Bila kita mengadakan pemeriksaan terhadap plasmodium ini yaitu dengan cara mengambil darah orang yang terkena penyakit malaria, maka terlihat plasmodium ini berbentuk cincin didalam eritrosit ( sel darah merah ) dan dipinggir cincin terlihat inti. Bentuk cincin adalah bentuk malaria muda, tetapi kalau sudah dewasa bentuknya berubah menjadi bundar dengan inti terdapat didalamnya. Kalau lebih tua lagi akan menjadi bentuk membagi diri, jika telah cukup umurnya akan pecah menjadi beberapa bagian peristiwa ini dinamakan dengan sporulasi. Dengan pecahnya bentuk membagi diri, eritrosit turut pecah dan akan tersebar racun-racun kuman dalam peredaran darah.
Sesudah terjadi sporulasi, bagian-bagian kecil ini dinamakan merozoit yang masuk kedalam eritrosit baru, didalam eritrosit baru merozoit berbentuk cincin lagi, proses seperti ini dinamakan siklus berjenis. Bentuk dewasa dari plasmodium, ada yang berubah manjadi :
  • Mikrogamet, jenis jantan dengan inti besar tetapi badan kecil.
  • Makrogamet, yaitu jenis betina, bentuk hampir semua bundar akan tetapi sedikit lebih besar atau intinya besar (Syamsunir Adam, 1992 : 67-68)
Plasmodium dapat digolongkan kedalam endoparasit dimana terdapat dalam sel darah merah dalam saluran darah tetapi stadium-stadium tertentu hidup diluar saluran darah yang tersebut dengan stadium ekstraeritrositer, tetapi masih dalam sel-sel jaringan tubuh. Kita mungkin mengira hanya kita yang dirugian oleh plasmodium ini, yaitu dengan perantaraan nyamuk sehingga menyebabkan penyakit malaria, tetapi ternyata nyamuk pun bisa ikut terkena serangan dari plasmodium ini, Seperti yang dikemukakan oleh Mukayat D. Brotowidjoyo (1987), bentuk aseksual terdapat sebagai parasit dalam eritrosit manusia dan burung, bentuk seksual terdapat dalam tubuh nyamuk Anopheles sp, bentuk seksual itupun hidup sebagai parasit, dan nyamuk dapat mati karena serangan dari plasmodium.


Plasmodium juga disebut parasit stasioner primer, disebut begitu karena plasmodium selama hidupnya selalu berada dalam tubuh inang. Pada waktu sporulasi suhu badan penderita malaria meninggi dan menderita malaria bisa terjadi kekurangan darah, hal ini disebabkan oleh karena plasmodium menyerang dan merusak butir-butir darah merah, karena
Itulah maka penderita penyakit malaria kekurangan darah.

Antara spesies-spesies plasmodium tersebut ada perbedaan morfologi dan interval waktu yang dipergunakan didalam siklus schizogoni yang berlangsung. Plasmodium tidak hanya terbatas pada jenis diatas, karena masih banyak jenis plasmodium yang lain tetapi hanya menyerang hewan lain saelain manusia, seperti : plasmodium brasilianum, yang terdapat pada kera, plasmodium knowlesei, plasmodium gallinarium dan masih banyak lagi.
Nyamuk Anopheles adalah salah satu dari 3 jenis nyamuk yang ada, dua diantaranya yaitu nyamuk jenis culex dan aedes.
Menurut Maskoeri Jasin ( 1992 : 230 )ciri-ciri umum nyamuk yaitu:
  • mempunyai tubuh yang langsing.
  • proboscis panjang, pada hewan betina menusuk
  • sayap mempunyai rumbai sisik.
  • larva mempunyai kepala besar.
  • abdomen panjang
  • bernapas dengan siphon dan hidup pada berbagai air.
  • hewan betina dewasa mengisap darah aves (burung), mamalia termasuk juga manusia.
  • jumlah sangat besar dan menyebarkan beberapa jenis penyakit.
Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa nyamuk yang menghisap darah manusia adalah nyamuk dengan jenis betina, karena yang jantan pada umumnya hanya menghisap cairan-cairan yang terdapat pada tubuhan saja, dari keterangan diatas juga telah disebutkan bahwa nyamuk ini mempunyai jumlah yang sangat besar sehingga menyebabkan penyakit yang juga luas dampaknya.

Dari penjelasan sebelumnya telah diketahui bahwa jenis nyamuk Anopheles mempunyai jumlah yang tergolong besar. Keadaan ini ditambah lagi dengan kemampuan Anopheles pergi sampai sejauh 1 mil dari tempat semula, dengan begitu jenis nyamuk ini menyebarkan penyakit malaria ke orang lain dengan jumlah yang tidak sedikit. Seperti yang dikemukakan oleh Elmer R. Noble dan Glenn A. Noble ( 1989 : 198 ) diantara penyakit pada manusia, malaria merupakan salah satu penyakit yang tersebar luas, paling dikenal dan paling banyak menimbulkan kematian.
Siklus hidup dari penyakit malaria ini adalah sebagai berikut : nyamuk anopheles betina yang mengandung bibit penyakit, menyerang manusia yang sehat, segera sporozoit memasuki sel-sel parenkim limpa, bentuk seperti amoeba yang disebut dengan trophozoit memasuki sel-sel darah dan mengadakan pembelahan, tiap trophozoit berubah menjadi schizon, mengadakan pembelahan berubah menjadi 6 – 36 anak yang disebut dengan merozoit.
Pembelahan thropozoit menjadi merozoit terjadi didalam eritrosit ( sel darah merah). Pada sel darah merah yang mengandung merozoit pecah hingga merozoit menyebar dalam plasma darah setelah lebih kurang 10 hari jumlah parasit cukup banyak, malah pada saat merozoit lepas dari sebuah sel eritrosit yang sudah pecah akan menimbulkan demam pada penderita (hospes), hal ini dikarenakan tersebarnya toksin yang disebarkan oleh Plasmodium malariae. Terjadinya tergantung pada jenis plasmodiumnya. Seperti Plasmodium vivax, yang menyebabkan penyakit malaria tertiana, dengan demam 48 jam sekali, Plasmodium malariae dengan demam 72 jam sekali. Dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika dengan demam satu kali sehari ( tidak menentu ).
Setelah schizogony beberapa merozoit menjadi gametocyt, tetapi gamet tersebut tidak akan mengalami perubahan selama dalam tubuh manusia, akan tetapi bila gamet tersebut terhisap oleh nyamuk Anopheles dan masuk kedalam perut, gametocyt akan berubah sebagian menjadi microgamet, 2 gametocyt yang berbeda jenis akan mengadakan peleburan menjadi zigot, selanjutnya didalam tubuh menjadi ookinet yang menembus dinding pencernaan, masuk dalam rongga tubuh, dalam pertumbuhan selanjutnya ookinet menjadi oocyst, biasanya seekor nyamuk betina mengandung 50 – 500 oocyst. Dalam 6 – 7 hari oocyst membelah diri, sporogony menjadi seribu sporozoit dan selanjutnya dalam kelenjar ludah menunggu pemindahan masuk ketubuh manusia lain. ( Maskoeri Jasin, 1992 : 75 ).

Berbagai tindakan yang dapat dilakukan agar terhindar dari bahaya penyakit malaria, yaitu :
  • pada larva : yaitu dengan cara menyingkirkan / memodifikasi habitat-habitat larva, juga melakukan pemberantasan habitat larva dengan insektisida.
  • Pada dewasa : pencegahan dapat dilakukan dengan cara menggunakan pakaian pelindung, penggunaan kelambu, penggunaan lotion penolak nyamuk serta penggunaan insektisida.






Mengenal Penyakit Disentri dan Pengobatannya

 

 

 

Banyak penyakit yang dapat mengganggu pencernaan saat ini, hal ini disebabkan karena makanan yang tidak steril ataupun minuman terkontaminasi. Salah satunya adalah penyakit disentri yang ditandai dengan terjadinya peradangan usus besar, diawali gejala sakit perut dan buang air besar encer secara terus menerus (diare) serta bercampur lendir dan darah.
Penyakit disentri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler. Penyebab paling umum yaitu adanya infeksi parasit Entamoeba histolytica dan bakteri golongan Shigella. Ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah dihinggapi oleh lalat. Selain diare juga dapat menyebabkan perut mules, kembung, suhu tubuh tinggi dan lainnya.
Penderita penyakit disentri biasanya lebih cepat menyarang anak-anak, sehingga para orangtua harus waspada dan memberikan perawatanserius untuk menghindari dehidrasi parah, dan mengakibatkan syok serta koma yang dapat mengancam nyawa. Sehingga harus ditangani dengan medis agar bakteri penyebab disentri tidak berkembang biak di dalam usus.
Untuk pencegahan penyakit disentri penderita dapat diberikan cairat oralit sebagai pengganti cairan yang hilang akibat diare dan muntah-muntah. Selain itu beberapa tumbuhan obat seperti daun jambu biji, teh, kunyit, kulit delima dan lainnya juga dapat digunakan untuk mengatasi disentri dan diare yang memiliki efek adstringent (pengelat), antiradang dan anti bakteri.
Penyakit disentri dapat dicegah, dengan membiasakan hidup sehat dan bersih seperti menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kotoran serangga yang membawa kuman penyakit ke setiap makanan serta minuman. Selain itu selalu mencuci tangan setelah buang air besar, memegang hewan dan sebelum makan dapat dilakukan untuk mencegah datangnya semua penyakit.

Waspada TOXOPLASMOSIS pada Ibu HAMIL

Toxoplasmosis terkenal sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai pada ibu hamil. Toxo sering dihubungkan dengan penyakit lainnya, seperti Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Semua penyakit tersebut sering disingkat menjadi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Tetapi, toxo bukanlah penyakit yang disebabkan oleh virus seperti ketiga temannya diatas. Toxoplasma atau Toxoplasma gondii adalah sejenis hewan bersel satu yang sering juga disebut protozoa (jadi bukanlah virus). Toxoplasmosis adalah nama penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Banyak orang beranggapan bahwa penyebab utama penyakit toxoplasmosis adalah kucing. Sehingga banyak disarankan bagi ibu hamil atau wanita yang ingin hamil untuk menghindari kucing. Padahal rumor tersebut tidak sepenuhnya benar.
Hampir semua hewan berdarah panas dapat terinfeksi toxoplasma. Hewan yang sering berada disekitar manusia seperti sapi, kuda, tikus, domba, anjing, ayam, burung, babi, dan lain-lain, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Satwa liar seperti musang, harimau, anjing hutan, dan lain-lainl, juga dapat terinfeksi toxoplasma. Penelitian Toxoplasmosis di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Hartono pada tahun 1972 dan baru dilaporkan tahun 1988. Peneliti tersebut berhasil mengisolasi kista Toxoplasma pada kambing dan domba yang dipotong di rumah potong hewan Surabaya dan Malang. Penelitian lapangan yang dilakukan di berbagai daerah menunjukkan prevalensi penyakit ini bervariasi dan cenderung tinggi. Angka prevalensi penyakit pada kambing berkisar 24-61%, kucing 10-40%, babi 28%, domba 43%, sapi 36%, kerbau 27%, ayam 20%, itik 6%, anjing 10%, dan manusia 14-82%. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala keguguran pada wanita hamil.

Cara penularan toxoplasma adalah sebagai berikut, hewan yang terinfeksi toxoplasma hanya menyebarkan ookista dalam jangka waktu tertentu, yaitu sekitar 10 hari sejak terinfeksi. Setelah 10 hari jumlah ookista yang disebarkan biasanya sangat sedikit dan mempunyai resiko penularan yang sangat kecil. Manusia atau hewan dapat tertular bila menelan kista atau ookista toxoplasma. Kista atau ookista ini bersifat seperti telur. Telur yang tertelan tersebut akan menetas dan berkembang di dalam tubuh hewan atau manusia. Kista tersebut dapat hidup dalam otot (daging) manusia dan berbagai hewan lainnya. Penularan juga dapat terjadi bila hewan atau manusia tersebut memakan daging mentah atau daging setengah matang yang mengandung kista toxoplasma. Kista toxoplasma juga dapat hidup di tanah dalam jangka waktu tertentu (bisa sampai 18 bulan). Dari tanah ini toxoplasma dapat menyebar melalui hewan, tumbuh-tumbuhan atau sayuran yang kontak dengan kista tersebut. Sayangnya, gejala infeksi toxoplasma tidak terlihat (subklinis). Meskipun jarang terjadi, pada infeksi yang akut dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar pertahanan (limfoglandula) yang terdapat disekitar leher, ketiak dll.
Beberapa akibat toxoplasma pada manusia adalah pada pria, infeksi akut toxoplasma dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Bila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan kemandulan. Toxoplasma dapat menginfeksi dan menyebabkan peradangan pada saluran sperma. Radang yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan bahkan tertutupnya saluran sperma. Akibatnya pria tersebut menjadi mandul, karena sperma yang diproduksi tidak dapat dialirkan untuk membuahi sel telur.

Seperti pada pria, infeksi toxoplasma yang berlangsung terus menerus dapat menginfeksi saluran telur wanita. Bila saluran ini menyempit atau tertutup, sel telur yang telah dihasilkan oleh indung telur (ovarium) tidak dapat sampai ke rahim untuk dibuahi oleh sperma. Yang paling berbahaya adalah akibat toxoplasma terhadap janin/fetus. Kista toxoplasma bisa berada di otak janin menyebabkan cacat dan berbagai macam gangguan syaraf seperti gangguan syaraf mata (buta, dll). Akibat lainnya adalah janin dengan ukuran kepala yang besar dan berisi cairan (hydrocephalus).
Untuk itu, ibu hamil perlu memperhatikan hal-hal berikut agar terhindar dari toxoplasmosis :

1. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah melakukan kontak atau menyentuh hewan berdarah panas.
1.    Menghindari makan daging setengah matang. Biasanya daging pada sate belum matang sempurna, jadi lebih baik menghindari daging yang disate.
2.    Menghindari makan sayuran mentah, karena dikhawatirkan masih banyak ookista yang menempel (bisa terbawa angin air hujan). Mencuci bersih sayuran mentah tidak menjamin hilangnya ookista yang mungkin menempel dilipatan-lipatan sayuran.
3.    Menjalani tes laboratorium pada trimester pertama kehamilan akan sangat bermanfaat untuk deteksi dini toxoplasmosis.






LEISHMANIASIS VISCERAL ( PENYAKIT KALA-AZAR)

Siklus Hidup Leishmania donovani
Leishmania donovani adalah salah satu dari ketiga spesies penting terutama bagi kesehatan manusia dari genus Leishmania. Leishmania donovani merupakan protozoa penyebab leishmaniasis visceral (kala-azar). Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa Leishmania donovani dan ditularkan ke manusia oleh lalat pengisap darah, Phlebotomus argentipes sebagai hospes perantara di dalam siklus hidupnya. Pada waktu lalat Phlebotomus menghisap darah penderita leishmaniasis,stadium amastigot terisap dan di lambung Phlebotomus, stadium amastigot ini berubah menjadi stadium promastigot yang kemudian bermigrasi ke proboscis. Infeksi terjadi dengan tusukan lalat Phlebotomus yang memasukkan stadium promastigot melalui probosisnya ke dalam badan manusia. Stadium promastigot, berkembang biak dengan cepat secara belah pasang longitudinal dan menjadi banyak dalam waktu 3–5 hari.
Kemudian stadium promastigot bermigrasi melalui esofagus dan faring ke saluran hipofaring yang terdapat dalam probosis lalat. Stadium promastigot ini adalah stadium infektif dan dapat ditularkan kepada manusia bila lalat tersebut menghisap darahnya.
Apabila lalat tersebut menggigit manusia dan menghisap darahnya, stadium promastigot masuk ke dalam sel makrofag dan berubah menjadi stadium amastigot, selanjutnya stadium amastigot ini berkembang biak lagi secara belah pasang longitudinal dan seterusnya hidup di dalam sel (intraseluler). Transmisi dapat terjadi secara kontak langsung melalui luka gigitan lalat. Parasit pada tubuh manusia hidup secara intraselular di darah, yaitu dalam sel retikulo-endotel (RE) sebagai stadium amastigot yang disebut dengan Leishmania donovan. Parasit ini berkembangbiak secara belah pasang dan berukuran kira-kira 2 mikron. Sel RE dapat terisi penuh oleh parasit, dan mengakibatkan sel tersebut pecah. Stadium amastigot sementara berada dalam peredaran darah tepi, kemudian masuk atau mencari sel RE yang lain, selanjutnya stadium ini dapat ditemukan dalam sel RE hati, limpa, sumsum tulang dan kelenjar limpe viseral.

Gejala leishmaniasis

Gejala leishmaniasis kulit yang luka yang meletus minggu untuk bulan setelah orang yang terkena digigit oleh lalat pasir. Konsekuensi lainnya, yang bisa menjadi nyata di mana saja dari beberapa bulan sampai tahun setelah infeksi, termasuk demam, kerusakan pada limpa dan hati, dan anemia. Di bidang medis, leishmaniasis merupakan salah satu penyebab terkenal dari limpa membesar nyata, yang mungkin menjadi lebih besar bahkan dari hati. Ada empat bentuk utama leishmaniasis:
  • Visceral leishmaniasis – bentuk yang paling serius dan berpotensi fatal jika tidak diobati.
  • Cutaneous leishmaniasis – bentuk paling umum yang menyebabkan sakit di lokasi gigitan, yang menyembuhkan dalam beberapa bulan sampai satu tahun, meninggalkan bekas luka tampak tidak menyenangkan. Formulir ini dapat berkembang menjadi salah satu dari tiga bentuk lain.
  • Diffuse leishmaniasis kulit – formulir ini menghasilkan lesi kulit yang menyerupai kusta luas dan sangat sulit untuk mengobati.
  • Leishmaniasis mukokutan – dimulai dengan borok kulit yang menyebar menyebabkan kerusakan jaringan untuk (terutama) hidung dan mulut
Patologi Penyakit Kala Azar
Leishmania donovani menyerang sel retikulo-endotel (RE), karena banyak RE yang rusak maka tubuh berusaha membentuk sel-sel baru sehingga terjadi hiperplasi dan hipertrofi sel RE. Akibatnya terjadi pembesaran limpa (splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali), pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati) dan anemia karena pembentukan sel darah yang terdesak.
Kelenjar limfe di usus dapat diserang parasit ini, pada infeksi berat di usus dapat terjadi diare dan disentri. Anemia dan leukopenia terjadi sebagai akibat diserangnya sumsum tulang. Kemudian timbul anoreksia (tidak nafsu makan) dan terjadi kakeksia (kurus kering), sehingga penderita menjadi lemah sekali. Daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah terjadi infeksi sekunder. Sesudah gejala kala azar surut dapat timbul Leismanoid dermal, yaitu kelainan pada kulit yang disebut juga leismaniasis pasca kala azar.
Sebagai tambahan, epidemi penyakit ini sangat luas, yaitu berbagai negara di Asia (India), Afrika, Eropa (sekitar Laut Tengah). Amerika Tengah dan Selatan. Di Indonesia penyakit ini belum pernah ditemukan.
Pengobatan
v Miltefosine, dengan nama kimia heksadesilfosfokolin
v Pentavalent antimonial : Bisa berupa sodium stiboglukonat dan miglumin antimonat.
v Pentamidin untuk pengobatan lanjutan untuk leishmaniasis pada kulit.
v Amfoterisin B bermanfaat untuk penyakit leishmaniasis selaput lendir.
Pencegahan
v  Lakukan pemeriksaan dini terhadap penderitan untuk mencegah terjadinya penularan
v  Gunakan insektisida untuk memberantas vektornya.
v  Bersihkan timbunan sampah.
v  Adanya pembersihan hutan secara berkala.
v  Menghindari kontak langsung dengan tikus agouti yang diduga sebagai inang (reservoir).
Penularan
v Melalui gigitan tikus agouti
v Gigitan lalat pasir
v Penularan melalui transfusi darah, tetapi sangat jarang. Transmisi vertikal leishmaniasis adalah pada kasus wanita hamil dengan kala-azar. Amfoterisin B sangat dianjurkan sebagai obat pilihan pertama karena lebih sedikit efek sampingnya pada ibu-janin.
KESIMPULAN
Lesimaniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa dan lalat pasir sebagai vektornya. Vektor lalat pasir betina (sand fly), serangga penghisap darah yang hidup di daerah tropis dan subtropis. Leismania ini dapat menginfeksi kulit, ( mukokutan dan kutan ).
  • Masa inkubasi : Paling cepat selama 1 minggu bahkan sampai berbulan-bulan.
  • Reservoir : Manusia, hewan pengerat, marsupial, dan karnivora.
  • Daerah penyebaran : Amerika Serikat, Brazilia, Eropa Selatan, Afrika, dan Amerika Tengah.
  • Macam-macam Leishmaniasis  oleh L.Donovani Visceral Leishmaniasis: penderita dengan bagian jantung yang membesar dan limfa yang kecil
  1. Lalat pasir menggigit kulit manusia dan meng infeksikan fase promastigot pada protozoa ke dalam inang.
  2. Makrofag akan memfagositosit promastigot.
  3. Di dalam makrofag promastogot akan berkembang menjadi amastigot.
  4. Kemudian amastigot memperbanyak diri di dalam sel hingga makrofag pecah dan terjadi penyebaran pada makrofag lain.
  5. (fase pada lalat pasir) lalat pasir menggigit manusia yang terinfeksi, tahap amastigot pada manusia.
  6. Berkembang biak dan bertambah banyak di dalam usus lalat pasir.
  7. Amastigot, kemudian akan berkembang pad tahap selanjutnya yaitu tahap promastigot di dalam usus.
  8. Dari usus akan masuk menuju kelenjar ludah lalat pasir.

PENYAKIT SURRA


Trypanosomiasis(Surra)
Etilogik           : Trypanosomamevansi
Lokasi             : darah,limpa,dancairanserebrospinal
Penularan   : mekanik murni oleh vektor, puncaknya pada siang hari, congenital lewat                            induk atau plasma, mukosa kelamin, mukosa usus, dan luka terbuka. Di tubuh              lalat hidup bertahan selama kurang lebih 6-12 jam.

Vektor utama adalah lalat dan nyamuk (Stomoxys calcitrans, Lyperosia, Glossina dan Tabanus). Trypanosoma evansi diketahui hanya berbentuk tunggal (monomorfik) berbeda dengan spesies lain yang berbentuk ganda (pleomorfik). Dalam keadaan tertentu, protozoa ini tidak dapat tertangkap saat dilakukan pemeriksaan karena dapat bersembunyi di dalam kelenjar limfe. Penyakit Tripanosomiasis ditularkan secara mekanik melalui gigitan vektor setelah ia menghisap darah penderita, baik hewan ternak maupun anjing. Setelah memasuki peredaran darah, trypanosoma segera memperbanyak diri secara biner. Dalam waktu pendek penderita mengalami parasitemia dan suhu tubuh biasanya mengalami kenaikan. Sel darah penderita yang tersensitisasi oleh parasit segera dikenali oleh makrofag dan dimakan oleh sel darah putih tersebut. Bila sel darah merah yang dimakan makrofag cukup banyak anjing penderita segera mengalami anemia normositik dan normokromik. Sebagai akibat anemia, penderita tampak lesu, malas bergerak, bulu kusam, nafsu makan menurun dan mungkin juga terjadi oedem di bawah kulit maupun serosa (Subronto, 2006).
Jenis Trypanosoma yang dalam siklus hidupnya hanya terdapat satu stadium, contoh T. Equiperdum dan T. Evansi, disebut monomorf, dan perlipatgandaannya berlangsung dengan pembelahan biner. Trypanosoma yang dalam hidupnya terdapat 2 atau lebih stadium, disebut polimorf, contoh: T. Gambiense, T. Rhodesiense, T. Brucei, dan sebagainya.
Dalam tubuh vertebrata, stadium terakhirnya adalah Trypanosoma. Jika bersama darah stadium tadi ditelan oleh serangga, dalam saluran pencernaan parasit itu mengalami perubahanbentuk melalui satu atau lebih stadium, yaitu stadium Leishmania, Leptomonas, atau chritidia. Tiga macam stadium itu tidak infektif bagi vertbrata. Stadium yang infektif adalah tripanosoma metasiklik. Parasit bentuk infektif ini dikeluarkan bersama tinja serangga, dan penularan terjadi bila tinja yang mengandung tripanosoma metasiklik itu kontak langsung dengan kulit vertebrata inang. Masuknya parasit bentuk infektif ke dalam tubuh inang dipermudah oleh luka karena gigitan serangga atau karena luka goresan atau garukan (Mukayat, 1987).
Gejala Klinis
  • Suhu badan naik, demam bersalng-seling, anemi, muka pucat
  • Nafsu makan berkurang, sapi menjadi kurus dan berat badan menurun
  • Penderita tak mampu bekerja karena letih
  • Bulu rontok, kelihatan kotor, kering seperti sisik
  • Terjadi gerakan berputar-putar tanpa arah, bila parasit ini menyerang otak atau syaraf (Girisonta, 1995).
Diagnosis
Penentuan diagnosis didasarkan pada ditemukannya parasit dalam pemeriksan darah natif atau dengan pengecatan HE atau dengan trypan-blue (Subronto, 2006).
Pada stadium akut atau awal dari penyakit ini tripanosoma dapat ditemukan di dalam aliran darah perifer. Usapan darah tebal lebih baik dipakai daripada usapan darah tipis pada pemeriksaaan ini. Protozoa ini lebih banyak ditemukan di dalam kelenjar limfa. Mereka juga dapat ditemukan di dalam usapan cairan yang diperoleh dari tusukan kelenjar limfa yang segar atau yang telah diwarnai. Pada stadium lebih lanjut dapat ditemui pada cairan serebrospinal.

Prognosa
Sebagian besar hewan yang terkena penyakit tripanosomiasis ini mengalami kematian. Penyakit ini lebih menahun pada sapi dan banyak yang menjadi sembuh. Pada kuda, bagal, dan keledai sangat rentan, serta domba, kambing, dan onta juga sangat rentan, tanda-tandanya sangat mirip dengan kuda.

Penanganan
Tindakan-tindakan preventive terhadap tripanosomiasis meliputi tndakan-tindakan yang ditujukan kepada hospes-hospes pengelolaan ternak, melenyapkan hospes reservoir, menghindakan kontaminasi mekanis yang tidak disengaja, pengelolaan penggunaan tanah, dan pengendalian biologic. Survey terus-menerusdan pengobatan atau penyembelihan semua hewan yang terserang dan pengobatan secara missal secara periodic semua hewan. Meenyapkan tempat perindukan secara besar-besaran karena lalat berkembang biak di bawah semak-semak sepanjang sungai atau di lokasi-lokasi lain yang bersemak. Pelepasan jantan-jantan steril untuk mengendalikan dan penyemprotan tanah dengan DDT (Levine., N.D. 1995).
Untuk menyembuhkan infeksi T. evansi pada kuda dan anjing WHO menganjurkan pemakaian kuinapiramin (antrycide), diberikan secara subkutan sebagai sulfat yang dilarutkan dalam konsentrasi 10% dalam air dingin; dosisnya 5 mg/kg berat badan.


Entamoeba Histolytica.

Protozoa ini menyebabkan  penyakit yang di namakan amoebiasis baik yang bersifat siptomatik maupun yang bersifat asiptomatik akut maupun kronis.Amoebiasis  akut yang bermanifestasi sebagai disentri dapat menjadi sangat berbahaya terutama yang beriklim tropis seperti Indonesia di bandingakan dengan daerah yabg beriklim sedang.Amoebiasis yang nondisentri  merupakan gejala yang paling banyak di temukan dengan tanda –tanda sering sakit perut  di ikuti defekasi dengan tinja air.Di samping itu amoebiasis yang non simptomatik sangat pula sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.Komplikasi dari amoebiasis dapat terjadi baik pada amoebiasis simptomatik amupun yang asiptomatik,misalnya terjadinya abses hepar, pleuritis amoebiasi, pericarditis, amoeboma, striktura pada usus bahkan amoebiasis serebral, genital dan kulit.
            Entamoeba histolytica dapat di temukan hampir seluruh dunia.Menurut beberapa laporan pernah pula kuman ini  di temukan di daerah kutub ,namun yang sering di laporkan adalah pada daerah yang beriklim sedang dan yang beriklim tropis.Kuman yang paling invasive sangat  sering  di temukan di  di daerah tropis seperti di daerah asia,afrika barat dan selatan,mesir dan timur tengah sebelah selatan.Daerah daerah ini termasuk daerah yang beresiko tinggi.
            Insiden amoebiasis sering sulit ditetukan,namun dapat dikatakan bahwa mereka yang hidup di lembaga pemasyrakatan,panti-panti kaum homoseksual serta meraka yang mempuyai keluatga  yang terinfeksi,merupakan kelompok resiko tinggi tertular amoebiosi.
            Manusia terinfeksi entamoeba histolytica  bila mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi cyste protozoa ini.cyste yang telah tua merupakan cyste yang infektius,dan bukan yang masih muda,sebab cyste  yang masih muda gampang di hancurkan oleh asam lambung.Di daerah iklim sedang dan tropis pcyste berkembang menjadi 4 buah metacystic trophozoite di sebut juga amoebule.Amoebule ini kemudian masuk kedalam usus besar dan mulai berkolonisasi,makan ,berinvasi bereproduksi,di daerah Tergantung dari jenis  atau strain dari protozoa ini,sebagian ada yang berinvasi   ke dinding usus saja,ada pula yang masuk ke dalam organ tubuh yang lain di luar usus seperti hati, otak dan lain sebagainya.Sebagian dari amoebulae tanpa di ketahui penyebabnya dapat beregenerasi  menjadi cyste muda yang berinti satu kemudian menjadi tua yang terlihat dari jumlah intinya .Cyste yang tua memiliki 4 inti .cyste-cyste  tersebut akan keluar dari tubuh bersama sama dengan tinjaSelain cyste yang tua,cyste muda dan bahkan tidak jarang trophozoite ikut juga keluar bersama sama  dengan tinja terutama bila tinja tadi berair.Cyste mupakan bentuk yang paling tahan terhadap suasana di luar tubuh dan dapat memulai hidupnya bila terkontaminasi dengan makanana setelah keluar bersama sama dengan tinja.

Marfologi.
Entamoeba histolytica pada tinja dapat di temukan dalam bentuk trophozoite maupun dalam bentuk cyste.Bentuk tophozoite sering di temukan pada tinja cair sedangakn pada cyste sering di temukan pada tinja yang bentuknya padat.Protozoa ini memiliki cirri cirri khusus sehingga dapat digunakan untuk membedakannya dengan spesies-spesies sarcodina yang lain.Bangunan –bangunan yang ada baik dalam sitoplasma dan nukleusnya dijadikan perhatian utama dalam mengidentifikasiakan setiap spesies,walaupun demikian biasanya orang biasanya mempergunakan ciri ciri pada  nucleus sebagai bahan identifikasiakan.Tergantung dari jenis pewarnaan yang di lakukan maka bangunan yang Nampak pada trophozoite maupun cystenya maupun cystenya berbeda-beda,oleh karena itu dalam membandingakn satu spesies dengan lainya harus digunkan pewarnaan yang sama.
Untuk melihat pergerakan amoeba biasanya di lakukan pemeriksaan dengan air garamfisiologis,sedangkan untuk pembuatan preparat awetan mengunakan formalin atau MIF.Untuk melakukan konfirmasi dalam indentifikasidi gunakan pewarnaan dengan yodium dan untuk pewarnaan permnen sering di gunakan iron haematoxylin atau seperti heindenhain’s tains atau mallory’s stain.
Pada pemeriksaan dengan cairan garam fisiologistrophozoite entamoeba histolytica mempuyai ukuran sekitar10-60µ.Trophozoite ini bergerak aktif dan progresif dengan jalan menonjolkan pseupodopinya.Di dalam sitoplasmanya sering di temukan butir-butir eritrositnya sebagai makanan protozoa ini,namun jarang sekali ditemukannya bakteri.vacuolenya juga sulit terlihatpada pemeriksaan dengan cairan garam fisiologi begitu  juga bentuk nucleusnya.Trophozoite entamoeba histolytica dapat di bedakan menjadi bentuk,yaitu bentuk yang invasive dan bentuk yang non invasive.keduanya dapat di bedakan pada pemeriksaan mikroskop.
Trophozoite Invasif
Trophozoite non invasif
Berukuran 20-50µ
Berukuran 20-30 µ
Memasuki jaringan
Hidup di permukaan usus
Mengandung eritrosit didalam sitoplasmanya
Tidak mengandung eritrosit
Tidak membentuk cyste
Membentuk cyste berukuran lebih dari 10 µ

Pada pemeriksaan dengan cairan garam fisiologis,cyste entamoeba histolytica  Nampak berbentuk bulat denagan ukuran 10-20 µ.Di dalam sitoplasmanya Nampak bangunan yang di namakan Chromatid bodies sebagai bagunan berbentuk bulat panjang yang berujung tumpul dan agak mengkilat.Dengan pemeriksaan yang mengunakan cairan garam fisiologis nucleus sulit di amati.
Dengan pewarnaan yoium,cyste Nampak berwarnah kuning kehijauan.Di dalam sitoplasmanya Nampak glicgen mass yang berwarnah merah kecoklatan,karena merupakan timbunan makanan cadangan bagi nukleusnya dapat di temukan dengan jumlah 1 sampai dengan 4 buah trergantung dari umur cyste tersebut.Cyste yang telah tua memiliki 4 buah nucleus.Nukleus protozoa ini di kelilingi oleh membrane yang mengandung butiran kromatin mengkilat sedangakan di dalamnya Nampak adanya sebuah karyosome yang letaknya berada di tengah.Pada pewarnaan yodium chromatid bodies Nampak seperti pada pemerikasaan cairan pada fisiologi.Pada pewarnaan dengan iron heamatoxylin citoplasma dari nucleus Nampak alveolar atau bervacoule.Nukleus yang berjumlah 1 sampai 4  nampak di kelilingi oleh membrane nucleus.Nampak pula kromosom yang nampaknya sentral.Diantara membrane nucleus dan kromosom Nampak adanya benag-benag radial.Cromatoid bodies  Nampak sebagai bagunan yang berbentuk bulat panjang dengan ujung membulat berwarnah biru kehitaman.
Masih ada satu lagi protozoa yang sering di bicrakan bersama –sama dengan amoeba walaupun sebernarmnya tidak masuk dalam classsarcodina.Protozoa tersebut di namakan blastocystis hominis.Protozoa ini termasuk dalam phylum apicomplexa.Bentunya sangar variasi sehingga sering di bingunkan dengan entamoeba spp.Oleh karenanya perlu di bicarakan sedikit di sini sebagai pembanding.Di kenal beberapa bentuk yaitu bentuk vacolar yang dapat membelah diri,bentuk amoeboid yang kemungkinan juga invansif,serta bentuk yang glanular dan cytic.kebanyakan orang mengatahkan bahwa  protozoa ini menimbulkan penyakit,ia hidup opotunistik dalam usus namun ketika sudah sangat banyak di dalam usus dapat saja menimbulkan bahaya misalnya terserang penyakit diare dan dyspepsia.Bila mana butuh pengobatan yang di anjurkan adalah trimetrophim,metrodinazole.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari infeksi dengan entamoeba histolytica sangat bervariasi tergantung pada :
a.Starin E.histolytica yang menginfeksi e.histolytica dari strai yang invasive lebih berbahaya dari pada yang noninvasive karena dapat menimbulkan disetri,abses pada hati ganguan paru dan lain sebagai nya.Walaupun demikian prosentasi  mereka yang terinfeksi  senagainya.walaupun demikian prosentasi  mereka yang  terinfeksi dengan srain yang invasive tidak begitu banyak.Kebanyakan terinfeksi strain non invasif yang  hanya menimbulkan gejala minimal atau atau asimptomatis.
b.Intensitas dari  infeksi.semakin hebat infeksi yang di alami tentu saja dapat mengakibatkan ganguan yang lebih hebat.
c.Normal flora pada hots.seperti telah di bicarakan dalam bab sebelunya bahwa normal flora memengan pentingnya peranan pada daya tahan tubuh manusia.Banyaknya normal flora mampu melindungi hots dari dari hebatnya suatu infeksi karena akan terjadi kompontensi antara parasit dan normal flora.
d.Faktor-faktor pada hots..faktor hots yang mempengaruhi pertahanan tubuh dan kaitanyadengan intense parasit dengan di bahasnya lebih rinci pada bab yang terdahulu.
e.Tempat infeksi itu sendiri.E histolytica terutama yang invasive dapat menyrerang banyak target organ mulai dari,usus sampai otak karena kemapuan parasit ini masuk ke dalam peredaran darah dan mulai menyerang hots karena telah menguasai peredaran darah.pada otak dapat menyebabkan abses pada otak.
Sebagian besar penderita amoebiasis tidak memiliki gejala atau asimptomatis  namun mereka yang terinfeksi dengan strain invasive  dapat menimbulkan gejala yang beraneka ragam baik yang  baik di dalam usus maupun di luar usus.
Kolitis akutmerupakan amobiasis intestinal denagn masa inkubasi sekitar 8 hari.gejala pertama penyakit ini adalah sakit perut hebat,demam,nausea,sakit kepala,dan tenesmus.dehidrasi mungkin saja terjadi pada mereka yang sedang mengalami diare berkepanjangjan.pada umunya  tinja penderita mengandung darah dan lender.pada infeksi yang berat jarang di temukan kerusakan mukosa usus yang hebat sampai terjadi perforasi dan peritonitis.Kalau terjadi perlakuan pada usus dengan bentuk seperti botol dengan tepi yang agak menebal dan  agak meninggi.lama kelamaan luka tersebut dapat menjadi abses.
 Diagnosa Laboratoris
Pemeriksaan tinja dapat menentukan diagnose pasti amobeasis intestinal.Cyste parasit ini dapat di temikan pada tinja cair maupun tinja padat yang di periksa dengan mengunakan yodium.Trophozoite sering di temukan pada tinja cair.sedangakan pada amoebiasis extra intestinal,misalnya pada hati diagnose di lakukan dengan aspirasi cairan abses.pada keadaan ini banyak sekali di temukan trophozoite.
Pemeriksaan laboratories lain di lakukan dengan mengkultur specimen dari pasien pada media khusus pada amoeba.Pemeriksaan ini di lakukan bila sulit di temukannya cyste pada tinja penderita.karena dengan cara kultur dapat di kembang biakan amoeba yang baru agar dapat di amati amoeba yang telah mati.selain itu kultur amoeba dengan tujuan lain yaitu untuk mendemostrasikan trophozoite hidup dalam jumlah yabg sangat  banyak.
Pengobatan
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) mengeluarkan panduan untuk pengobatan amoebiasis.Bagi carrier dan mereka yang tidak memiliki gejala amoebiasis,obat pilihan yang di anjurkan adalah”Diloxadinefuroate”(termasuk clefamide,etofamide,teclozan)
Bagi amobiasis invasive dan amoebiasis extra non intestinal obat pilihan yang di anjurkan adalah metronidazole(Ordinazole,tinidazole,secnidazole)obat lainya adalah dihydhroemetine dan cloroquine.
Pada abses hati selin pengobatan tersebut harus pula di lakukan aspirasi cairan abses.

Apa itu Leishmaniasis?

           
Leishmaniasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa yang termasuk genus Leishmania''''dan ditularkan oleh gigitan dari spesies tertentu dari lalat pasir (subfamili Phlebotominae). Mengirimkan dua genera''Leishmania''untuk manusia:''''Lutzomyia di Dunia Baru dan''''Phlebotomus di Dunia Lama.
Sebagian besar bentuk penyakit ini menular hanya dari hewan (zoonosis), tetapi beberapa dapat menyebar antar manusia. Infeksi pada manusia disebabkan oleh sekitar 21 dari 30 spesies yang menginfeksi mamalia. Leishmaniasis kulit adalah bentuk paling umum dari leishmaniasis. Visceral leishmaniasis adalah bentuk parah di mana parasit telah bermigrasi ke organ vital.

Klasifikasi leishmaniasis

Leishmaniasis dapat dibagi ke dalam jenis berikut:
  • Cutaneous leishmaniasis
  • Leishmaniasis mukokutan
  • Visceral leishmaniasis
  • Pasca-kala-azar dermal leishmaniasis
  • Viscerotropic leishmaniasis

Gejala leishmaniasis

Gejala-gejala leishmaniasis adalah kulit luka yang meletus minggu untuk bulan setelah orang yang terkena digigit oleh lalat pasir. Konsekuensi lainnya, yang bisa menjadi nyata di mana saja dari beberapa bulan sampai tahun setelah infeksi, termasuk demam, kerusakan pada limpa dan hati, dan anemia.
Di bidang medis, leishmaniasis merupakan salah satu penyebab yang terkenal dari nyata limpa membesar, yang mungkin menjadi lebih besar bahkan dari hati. Ada empat bentuk utama leishmaniasis:
  • Visceral leishmaniasis - bentuk yang paling serius dan berpotensi fatal jika tidak diobati.
  • Cutaneous leishmaniasis - bentuk yang paling umum yang menyebabkan sakit di lokasi gigitan, yang menyembuhkan dalam beberapa bulan sampai satu tahun, meninggalkan bekas luka tampak tidak menyenangkan. Formulir ini dapat berkembang menjadi salah satu dari tiga bentuk lain.
  • Diffuse leishmaniasis kulit - formulir ini menghasilkan lesi kulit yang menyerupai kusta luas dan sangat sulit untuk mengobati.
  • Leishmaniasis mukokutan - dimulai dengan borok kulit yang menyebar menyebabkan kerusakan jaringan untuk (terutama) hidung dan mulut

Mekanisme leishmaniasis

Leishmaniasis ditularkan oleh gigitan sandflies phlebotomine perempuan. Para sandflies menyuntikkan tahap infektif, promastigotes metacyclic, saat makan darah. Promastigotes Metacyclic yang mencapai luka tusukan yang phagocytized oleh makrofag dan berubah menjadi amastigotes. Amastigotes berkembang biak di dalam sel yang terinfeksi dan mempengaruhi jaringan yang berbeda, tergantung pada bagian yang''''Leishmania spesies yang terlibat. Kekhususan ini jaringan yang berbeda menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda dari berbagai bentuk leishmaniasis. Sandflies menjadi terinfeksi selama makanan darah pada host terinfeksi ketika mereka menelan makrofag terinfeksi amastigotes. Dalam midgut para agas itu, parasit berdiferensiasi menjadi promastigotes, yang berkembang biak, berdiferensiasi menjadi promastigotes metacyclic dan bermigrasi ke belalai.
Leishmaniasis adalah disebabkan oleh infeksi dengan patogen''''Leishmania. Genom dari tiga spesies''Leishmania''(''L. besar'',''L. infantum''dan''''braziliensis L.) telah diurutkan dan ini telah memberikan banyak informasi tentang biologi parasit . Misalnya sekarang dipahami bahwa dalam''''Leishmania gen penyandi protein diatur sebagai unit polisistronik besar dalam kepala-kepala ke-atau ekor-ke-ekor dengan cara; RNA polimerase II mentranskripsi pesan polisistronik panjang dalam ketiadaan didefinisikan RNA pol II promotor, dan''''Leishmania memiliki fitur unik sehubungan dengan regulasi ekspresi gen sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Pengetahuan baru dari studi ini dapat membantu mengidentifikasi sasaran baru bagi obat yang sangat dibutuhkan, dan membantu pengembangan vaksin.

Kematian karena hyperdisease

Menurut penelitian genetik baru yang diterbitkan dalam PLoS One pada tanggal 5 November, tikus hitam membawa patogen yang dibasmi dua spesies endemik, Rattus macleari dan R. nativitatis. Penelitian ini adalah yang pertama untuk menunjukkan kepunahan pada mamalia karena penyakit, mendukung hipotesis yang diusulkan satu dekade yang lalu bahwa "kondisi hyperdisease" - kematian yang luar biasa cepat dari mana suatu spesies tidak pernah recovers-bisa menyebabkan kepunahan.
"Studi ini menempatkan ke dalam organisme patogen bermain sebagai mediator kepunahan," kata Alex D. Greenwood dari Departemen Ilmu Biologi di Old Dominion University di Norfolk, Virginia, dan Divisi Zoologi Vertebrata di Museum Sejarah Alam Amerika. "Penelitian kami adalah yang pertama untuk mengkorelasikan patogen dengan peristiwa kepunahan pada mamalia, meskipun kita tahu tentang penyakit terkait kepunahan pada siput dan penyakit terkait penurunan populasi di amfibi."
Tikus hitam diperkenalkan ke Christmas Island melalui Hindustan SS di 1899. Parasitologist Sebuah mencatat beberapa tahun kemudian bahwa kutu pada tikus ini membawa protozoa patogen yang berkaitan dengan organisme yang sama yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Tikus-tikus hitam juga disesuaikan dengan protozoa ini, dikenal sebagai Trypanosoma lewisi, tapi cukup jelas, R. macleari dan R. nativitatis tidak. Spesies asli yang segera terlihat mengejutkan sekitar di jalan setapak, jelas sangat sakit, dan pada 1908 sudah jelas bagi ahli biologi di pulau yang keduanya punah. Kepunahan pulau-terikat mamalia tidak jarang: lebih dari 80% dari mamalia yang telah punah dalam 500 tahun terakhir berasal dari pulau-pulau.
Meskipun temuan parasitologist telah kadang-kadang telah dikutip dalam literatur spesialis, para ilmuwan telah tidak dapat menyetujui bahwa penyakit-daripada hybridization atau persaingan antara spesies-tikus adalah penyebab yang sebenarnya. Greenwood dan koleganya menggunakan prosedur DNA kuno untuk menentukan apakah trypanosome tikus-spesifik dapat dideteksi dalam sampel Museum dan jika trypanosomiasis bisa menyebabkan kepunahan spesies ini. Tim mengumpulkan sampel dari 21 spesimen (hampir semua masih ada) untuk melihat apakah agen menular ada dalam populasi sebelum dan sesudah kontak dengan tikus hitam. Tidak satupun dari tiga sampel pra-kontak yang terinfeksi protozoa, tetapi enam dari 18 sampel pasca-kontak yang terinfeksi. Hal ini menunjukkan tingkat yang sangat tinggi infeksi. Hasil dikonfirmasi dengan mengirim subset dari sampel ke laboratorium di Universitas Kopenhagen di Denmark untuk pengujian independen. Akhirnya, kelompok menyelidiki kemungkinan hibridisasi dengan tes genom khas dari tikus asli dalam spesies tikus hitam, tetapi tidak ada bukti ini ditemukan.



Trichomonas vaginalis / Wet prep test


AM Adam, Hardy Suwita
SMF Kulit dan Kelamin RSUD Lambuang Baji, Makassar


Trikomoniasis adalah infeksi Trichomonas vaginalis yang merupakan protozoa patogen pada saluran genito-urinaria manusia. Berbagai macam gejala klinis dapat ditemukan baik pada wanita maupun pria dan diagnosis pasti adalah dengan menemukan organisme ini. Hingga saat ini metronidasol masih merupakan obat pilihan untuk trikomoniasis.

ETIOLOGI Trikomonas adalah suatu organisme eukaryotik yang termasuk kelompokmastigophora, mempunyai flagel, dengan ordo trichomonadida. Terdapat lebih dari 100 spesies, sebagian besar trichomonas merupakan organisme komensal pada usus mamalia dan burung. Terdapat 3 spesies yang sering ditemukan pada manusia yaitu Trichomonas vaginalis yang merupakan parasit pada saluran genitourianaria, Trichomonas tenax dan Pentatrichomonas hominis merupa-kan trichomonas non patogen yang ditemukan di rongga mulut untuk Trichomonas tenax dan usus besar untuk Pentatrichomonas
hominis .

Nama Trichomonas vaginalis sebenarnya salah, karena juga ditemukan di uretra wanita dan tidak jarang ditemukan di uretra pria. Organisme ini berbentuk oval atau fusiformi, atau seperti buah pir dengan panjang rata-rata 15 mm dengan tanda khas selalu berpindah tempat. Intinya terletak anterior, antara inti dan permukaan ujung yang lebih luas terdapat 1 atau lebih struktur yang membulat yang disebut blepharoplasts dan dari tempat inilah keluar keempat flagel. Flagel kelima berbentuk membran bergelombang yang berasal dari kompleks kinetosomal dan terbentang sepanjang setengah dari organisme ini


Pergerakannya dengan kedutan yang didorong oleh keempat flagel anterior, kecepatan dan aktivitas hentakannya yang khas menyebabkan organisme ini mudah diidentifikasi pada sediaan segar.
Trichomonas vaginalis tumbuh di lingkungan yang basah dengan suhu 35-37º C dengan pH antara 4,0-7,5. Trichomonas vaginalis tidak menyerang jaringan di sebelah bawah dinding vagina, ia hanya ada di rongga vagina; sangat jarang ditemui di tempat lain. Lingkungan vagina sangat disukai oleh organism ini. Trichomonas vaginalis dapat menimbulkan reaksi radang pada rongga vagina yang didominasi oleh sel lekosit polymorphonuclear (PMN). Trichomonas vaginalis dan ekstraknya dapat merangsang kemotaktik sel lekosit PMN, yang mungkin mempengaruhi perkembngan gejalanya.
 Mekanisme lengkap penghancuran sel epitel vagina yang diserang oleh Trichomonas vaginalis belum diketahui dengan pasti.
Pria yang mengandung Trichomonas vaginalis sebagian besar asimtomatik dan respon radang pada uretra pria biasanya tidak ditemukan. Hal ini berhubungan dengan epitel kuboid pada uretra. Trichomonas vaginalis dapat menginfeksi epitel skuamosa pada vagina tetapi hanya yang rentan saja.
 Cara menghilangkan Trichomonas vaginalis dari saluran urogenital pria belum diketahui pasti, tetapi mungkin organisme hilang secara mekanik pada waktu buang air kecil dan adanya seng di dalam cairan normal prostat dapat dengan cepat membunuh trichomonas

PENULARAN
Trichomonas vaginalis menular melalui hubungan seksual meskipun masih diperdebatkan, dan dapat hidup pada obyek yang basah selama 45 menit pada kloset duduk, kain lap pencuci badan, baju, air mandi dan ciran tubuh. Penularan terjadi kira-kira 5 % dari ibu yang terinfeksi tetapi biasanya sembuh dengan sendirinya dengan metabolism yang progresif dari hormone ibu. Infeksi trichomonas vaginalis mempunyai masa inkubasi selama 4-21 hari.

LABORATORIUM
Pemeriksaan mikroskop secara langsung dapat ditemukan protozoa dengan 4-5 flagel dan ukuran 10-20 µm yang motil. Pada wanita metode ini mempunyai sensitifitas 50-70 % dan specimen harus diambil dari vagina karena agen penyebab hanya menyerang epitel skuamosa. Pada pria cara penemuan trichomonas vaginalis tidak selalu berhasil dan trichomonas vaginalis dapat di deteksi dengan menggunakan sedimen urin.

1 komentar: